Lihat ke Halaman Asli

Ironi, TNI AL Tewas Dibunuh Nelayan Thailand

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Selama ini, berita-berita yang terdengar dari patroli tentara-tentara negara lain di perbatasan teritorialnya biasanya berhasil menangkap, bahkan membakar atau menghancurkan kapal –kapal nelayan dan menahan atau mengusir para awaknya yang melawan ketika sedang melakukan pencurianikan. Terlepas dari perspektif soal nasib, adalah amat ironis apa yang terjadi pada tentara kita, yakni TNI AL kita yang justru terjadi hal yang sebaliknya, tentara kita tewas dipecundangi nelayan Thailand.

Sebagaimana diberitakan detikNews Jumat 4/4 /2014 19:43 WIB bahwa dua anggota TNI AL tewas dibunuh oleh Nelayan asal Thailand di perairan Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau dan jasadnya belum ditemukan. Menurut Kapuspen Mabes TNI, Mayjend Fuad Basya, kejadian tersebut berlangsung pada Maret 2014.

Saat itu, lanjut Fuad, anggota TNI AL sedang berpatroli di perairan Anambas memergoki Kapal Nelayan Thailand yang sedang melakukan illegal Fishing. Kapal patroli pun menyuruh nelayan untuk di bawa ke pos milik TNI AL. Tetapi tiba-tiba ada perlawanan dari para nelayan. Nelayan Thailand pun menyekap dua anggota TNI AL Indonesia dan berakhir dengan pembunuhan.

Lebih lanjut, Fuad mengatakan, TNI AL Indonesia dan AL Thailand sudah sepakat berkerja sama untuk mengusut kasus tersebut. Dan, hingga saat ini pihak kepolisian Thailand sudah menetapkan beberapa tersangka.

IRONI TNI

Dalam konteks kejadian itu, pertama, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban, kepada institusi TNI serta bangsa Indonesia pada umumnya. Semoga jasad korban segera diketemukan dan arwahnya diterima di sisi Alloh. Kedua, saya mempertanyakan bagaimana kesiapan dan kelengkapan serta kemampuan persenjataan dan strategi bela diri yang dimiliki TNI AL.

Jika letak problemnya adalah pada kelemahan persenjataan maka itu adalah kelemahan negara pada umumnya dan kita perlu segera memikirkan secara serius untuk melengkapi dan modernisasi persenjataan kita. Tapi kalau letak problemnya ada pada personel, maka mendesak kiranya kita segera mengevaluasi sistem internal pembinaan TNI bahkan jika dipandang perlu penting kiranya sistem rekrutmennya juga ditinjau. Apakah rekrutmen TNI selama ini seiring dengan gaung reformasi dapat dipastikan sudah benar-benar bersih sehingga melahirkan prajurit yang bernyali dan handal membela negara?

Dan, dalam perspektif hubungan bilateral Indonesia-Thailand langkah kerjasama angkatan bersenjata kedua negara tersebut sebenarnya sudah berada pada jalur yang tepat. Tapi dalam kasus ini mestinya TNI perlu memberikan pressure yang lebih signifikan kepada Thailand lewat jalur diplomatik melalui presiden sebagaikepala pemerintahan maupun sebagai kepala  negara untuk meneruskannya ke Kemenlu. Sebab, bagaimanpun juga, insiden ini merupakan ironi yang sangat memalukan bagi TNI dan bangsa Indonesia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline