[caption id="" align="aligncenter" width="546" caption="Naskah Ujian Nasional Bahasa Indonesia yang berisi soal terkait keteladanan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo beredar di dunia maya / kompas.com"][/caption]
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Soal UN Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris 2014 yang baru lalu disusupi biografi Jokowi, tokoh hidup yang kebetulan pada saat UN digelar telah ditetapkan oleh PDIP sebagai bakal calon presiden (bakal capres), bukan capres, ---karena suara Pileg PDIP saat inipun tidak/belum memenuhi ambang batas persyaratan pengajuan capres sementara koalisi PDIP belum juga ditetapkan, di samping memang belum saatnya memasuki jadwal penetapan hasil Pileg dan pencapresan sebagaimana digariskan KPU.
TIDAK BERPENGARUH?
Yap. Sebagaimana disinyalir Pengamat Politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA), Said Salahudin bahwa soal-soal itu sebagai upaya memperkenalkan sosok Jokowi kepada pemilih pemula di Pilpres. "Ini kan seperti pesan-pesan politik. Jadi ini seperti ada upaya untuk memperkenalkan sosok Jokowi kepada pemilih pemula yang akan menjadi pemilih di pilpres nanti," (Indopos. Selasa, 15 April 2014 ).
Namun demikian, kemunculan nama bakal capres dari PDIP di soal itu oleh beberapa pihak dinilai tak akan mempengaruhi para pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) yang masuk sebagai pemilih pemula potensial. Menurut Wamendikbud, soal “Jokowi” tersebut hanya beredar di 18 propinsi wilayah Indonesia bagian barat. Dari 3,1 juta perserta UN hanya 187 (ribu) siswa yang menerima soal Bahasa Indonesia yang mencantumkan nama Jokowi. (Berapa dengan soal Bahasa Inggris?) (GATRAnews).
Mengenai hal itu, Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak menilai bahwa munculnya nama Jokowi di soal UN justru menuai kritik dari berbagai kalangan. Menurutnya, gagal total jika tujuan awal disisipkannya nama Jokowi di soal UN untuk mempengaruhi pilihan para pelajar di Pilpres nanti (Sindonews, Kamis (17/4/2014).
Soal berpengaruh atau tidak, kebenarannya tentu bisa dideteksi nanti pasca Pilpres. Akan tetapi, sekarang yang menarik untuk dicermati ialah siapa sebenarnya yang membuat soal tersebut? Apa motivasinya? Mengingat sejak proses penulisan soal UN ini dimulai, isyu pencapresan Jokowi sudah hangat dibicarakan orang, sehingga pertanyaan lebih lanjutnya ialah atas inisiatif sendiri ataukah suruhan orang, misalnya pihak Jokowi atau bahkan rival Jokowi? Kesemuanya adalah problematika analisa yang menarik. Meskipun, dalam hal ini pihak Jokowi pagi-pagi sudah menolak bahwa itu bukan perbuatannya dan menilainya justru itu akan menyudutkan dan merugikan dirinya.
Sementara itu BSNP selaku penyelenggara UN termasuk pembentuk TIM PENULIS SOAL dan Kemendikbud selaku pembentuk BSNP, setelah melakukan investigasi buru-buru menyimpulkan (sementara) bahwa penulisan soal itu sudah sesuai dengan standard kompetensi dan prosedur baku serta Kemendikbud dengan taktis hanya menyediakan kalimat negasi: jika terbukti penulis soal itu sengaja berbuat salah akan dijatuhi sangsi tegas.
Dengan menganalisa prosedur dan mekanisme pembuatan soal UN, sesungguhnya untuk sekedar tahu siapa pembuat soal Jokowi itu sangatlah mudah. Namun sebagaimana dikatakan Wamendikbud Musliar Kasim bahwa nam-nama pembuat soal UN itu dirahasikan Kemendikbud. (Apakah pasca UN ini jika demi menjaga rahasia soal dari kemungkinan kebocoran, masih relevan? Demi terkuaknya kasus ini mustinya si pembuat soal diberi kesempatan untuk menjelaskannya (hak berbicara) di depan publik. Toh, tentu negara mampu untuk menjaga keselamatannya). Dan, oleh karenanya ada yang menengarai tajam bahwa ini merupakan bagian dari lamaran Muhammad Nuh dalam Kabinet Jokowi bila kelak terpilih, ---meski penengaraian itu segera dibantah pula oleh Muhammad Nuh.
Terlepas akan ada penjelasan langsung dari penulisnya atau tidak, siapa penulis soal Jokowi tersebut setidaknya bisa kita lihat dari profile soal itu sendiri, sebagai berikut:
Ir H. Joko Widodo lahir di Surakarta 21 Juni 1961, merupakan alumnus UGM. Sejak 15 Oktober, Jokowi menjabat sebagai gubernur DKI. Tokoh yang jujur dan selalu bekerja keras ini dikenal dengan gaya blusukannya ke pelosok ibukota. Berbagai penghargaan telah beliau raih, antara lain ia termasuk salah satu tokoh terbaik dalam pengabdiannya kepada rakyat.