Lihat ke Halaman Asli

Bahaya, Jokowi-JK Stagnan

Diperbarui: 20 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Hari ini, banyak lembaga survey merilis hasil temuannya terkait pasangan pengantin pilpres Prabowo-Hatta (P-H) dan Jokowi-JK (J-J).

Secara umum, sampai hari ini, juara hasil survey masih dipegang Jokowi-JK, terkecuali SPIN yang melakukan survey paca undian nomor urut, membuktikan Prabowo-Hatta pemenangnya. Tapi, secara umum pula, jika kebanyakan hasil survey menunjukkan Jokowi-JK pemenangnya, maka jarak balap Prabowo-Hatta pun makin tipis membuntutinya. Bahkan, ada kecenderungan pasangan Jokowi-JK mengalami stag dan malah melemah.

“JK tidak membuat elektabilitas Jokowi naik, cendrung stagnan. Kalau Hatta justru membuat elektabilitas Prabowo naik,” kata Fadjroel seusai rilis survei SSSG di Hotel Four Season, Jakarta, Kamis (5/6/2014) siang (Kompas.com).

Keadaan seperti ini tentu sangat berbahaya bagi pasangan Jokowi-JK. Sebab, elektabilitas Prabowo-Hatta sejak lebih dari 5 bulan lalu terus-menerus meroket. Sementara potensi suara yang belum menentukan sikapnya (mengambang) (SM) hingga awal-awal masa kampanye ini ada yang mendeteksi mendekati angka 40%. Artinya, kesempatan kemungkinan untuk disalip oleh Prabowo-Hatta masih berprobabilitas sangat besar.

Oleh karena itu, rekomendasi untuk kubu Jokowi-JK dalam waktu 1 bulanan ke depan secara periodik pastinya perlu terus-menerus melakukan evaluasi kritis terutama terhadap strategi.

Atau toh kalau pada saatnya nanti faktor-faktor strategi dirasa telah maksimal namun tetap saja tidak mendongkrak capaian ke arah kemenangan, maka ibarat sepak bola, mungkin perlu untuk pergantian pemain ---mengganti JK, misalnya, yang notabene bagian dari strategi itu sendiri, sepanjang dimungkinkan oleh regulasi.

Namun, persoalannya tentu saja tak sesimpel permainan sepak bola. Implikasinya bisa-bisa menimbulkan prahara instabilitas pada kubu Jokowi sendiri dan sangat mungkin berdampak pada kekalahan.

Karenanya, kini, langkah elegan bagi kubu ini ke depan ialah memaksimalisasi potensi-potensi pemenangan, sambil tentu saja mengurangi nuansa atau sisi-sisi yang dipersepsikan sementara orang sebagai negatif, termasuk di dalamnya sinyalemen kesan sebagai pasangan hipokrit dan arogan terutama sikap Megawati dan Jokowi pasca peristiwa pengundian nomor urut dan deklarasi pilpres damai beberapa waktu lalu, misalnya.

Berikut hasil survey update:

No

J-J (%)

P-H (%)

SM (%)

Versi

1

42.65

28.35

29

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline