Lihat ke Halaman Asli

Warna Daun

Diperbarui: 20 Agustus 2023   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika daun-daun tumbuh..
Warnanya yang pupus merekat di ranting. Rekat tak mudah ditempah, bahkan angin hujan tak membuatnya patah.

Berbeda dengan daun yang telah menguning, tanpa terpaan apa pun, ia akan patah alami.
Tak usah dilawan tak perlu ditentang, ada saatnya tanah memangkunya dengan kasih.

Lihat ambisi!
Tak perlu menjatuhkan
Agar tak sesal
Nestapa, tidak!

Cukup yang senja diam, melihat saja laku segala gerak yang nampak.

Mereka yang tumbuh serba tahu
Namun ketidak tahuan, tak mustahil mengantar pada jalan nyata, bukan jalan pendengkur yang terjebak dimimpi
Siapa pun yang mendengar suaranya tidur, semua terpana. Bukan terpesona, melainkan pecah tawa..

Sementara daun yang berserak. Ia bergerak, mengikuti angin yang menggerak.
Gerak, bergerak bagai pernari, menghibur penontonnya.

Daun itu siap dimanapun angin menghentikan gerak.
Apakah di halaman rumah ataukah di taman bunga?

Jika yang pupus melihat daun lain.
Maka yang menguning, penglihatanya sebatas pada gerak angin
Siapa yang remehkan tak akan terdekap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline