Lihat ke Halaman Asli

Maaf Yang Menyembuhkan

Diperbarui: 13 Agustus 2023   12:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mau belajar memaafkan?
Pastinya kita akan dipertemukan orang yang mengecewakan.

Ketika kita telah memaafkan seseorang, bukan berarti seketika kesalahan mudah kita lupakan begitu saja. Namun biarkan waktu menghapusnya secara perlahan.

Memaafkan merupakan cara dalam mengasihi diri kita sendiri. Yang kemungkinannya apa yang telah kita pahami selama ini, belum teruji. Dari ujianlah seseorang dapat bersikap bijak dan menjadi mandiri. Menyadari hal tersebut secuil pengetahuan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi. Bukan menjadi besar kepala dan merasa bangga.

Percayalah dengan memahami, bahwa setiap orang dengan prosesnya, membuat kita bisa menerima dan dapat memaklumi yang lainnya. Sehingga pengetahuan yang diyakini dapat mengantar diri pada Sang sejati. Sang pemaaf mampu bersikap rendah hati dan sudah tidak begitu peduli pada baik buruknya penilaian-penilaian yang diberi. Ia dapat menikmati apa pun catatan tentangnya. Maklum dan rasa kasih membuat kecewanya terobati.

Ia sadar bahwa kesempurnaan manusia, bukan berati tanpa kesalahan dan terbebas dari dosa. Percayalah semakin berkeinginan untuk sempurna, semakin membuat seseorang menderita dan  semakin jauh dari kesempurnaan itu. Menerima dan menjalani segala sesuatunya dengan lapang dada. Membuatnya sudah tidak begitu peduli pada catatan lagi.

Soal sempurna jika digambarkan pada angka 100. Maka 100 itulah capaian. Namun ketika seseorang mencapai diangka 80, 50, 70 dan angkah-angka lain di bawa 100, itulah sempurnanya masing-masing yang bersangkutan. Dan semua capaian itu bukan untuk saling memanding-bandingkan. Melainkan sebatas bentuk keselarasan yang saling menyempurna.

Jika demikian untuk apa kecewa, tangisan dan tawa?
Tangisan datang hanya untuk siapa pun yang tidak menyadari hal ini. Sementara tawa, tak lain penguat bagi yang menyadarinya.

Salam satu rasa. Semoga pemahaman dapat mengantar kita dalam meraih cinta dan ampunan-Nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline