Terkadang kita tidak pernah tau menjadi seorang manusia itu seperti apa atau kita bahkan lupa menjadi seorang manusia itu bagaimana. Aku pun selalu berpikir apakah aku terlalu fokus kepada diri sendiri sehingga aku mengabaikan orang lain atau apakah aku adalah seorang yang ternyata seorang manusia yang jahat bagi mereka? Aku pun selalu penasaran dengan perasaan orang lain. Ada sebuah kalimat yang mengganggu pikiran, "memanusiakan manusia lain" sudahkah kamu memanusiakan orang lain? Sudahkah kamu menjadi seorang manusia?
Aku pernah membaca kutipan dari seorang penulis, dalam bukunya berjudul Jejak Jejak Pengubah Dunia karya Miles Roston. Dalam bukunya tertulis bahwa 'ketika seseorang memiliki sebuah kesempatan untuk membantu orang lain, maka bantulah' itu adalah salah satu cara untuk menjadi seorang manusia. Aku mengetik 'salah satu' karena ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjadi seorang manusia. Berbuat baik dalam hal apapun. Ketika kita diberi kesempatan untuka menolong orang lain, tak ada salahnya untuk memberinya pertolongan. Aku akan merasa bahagia ketika melihat sebuah senyuman di bibir mereka. Senyuman yang tulus, senyuman yang memberi kesan bahwa bantuanmu adalah sebuah pertolongan yang berbaharga. Pertolonganmu adalah sebuah pertolongan yang berharga bagi orang lain. Tidak peduli kamu orang yang jahat atau bukan. Faktanya satu hal positif yang kamu lakukan pada orang lain dapat membawamu ke dunia yang lebih berharga dan istimewa. Ketika kamu merasa kamu tidak berharga, tetapi pertolonganmu itu sangat berharga. Tetapi terkadang kita juga merasakan suatu hal yang membuat diri kita kecewa, kita kecewa atas perlakuan orang lain, kecewa atas perkataan orang lain, kecewa atas balasan yang orang lain berikan terhadap kita. Tidak apa apa, itulah sisi lain menjadi seorang manusia. Kita berhak kecewa, kita berhak marah, itu semua suatu hal yang manusiawi. Kita tidak bisa mengontrol sifat setiap orang, kita hanya perlu mengontrol sikap kecewa dan sikap marah kita.
Ketika mereka marah, sudah berapa banyak kata "maaf" yang pernah kamu ucapkan? Sebaliknya, ketika kita marah, sudah berapa banyak kata "maaf" yang kaliah terima? Aku sudah merasakan kedua posisi itu, ketika aku mengatakan "maaf" kepada mereka dan jika mereka menerima "maaf" itu, aku ucapkan "terima kasih" dan jika mereka menolak kata "maaf" itu, aku hanya bersabar. Aku sadar, bahwa aku tidak punya kuasa yang begitu besar, aku tidak bisa memaksa seseorang untuk memaafkanku. Aku sadar, aku juga seorang manusia. Manusia yang terkadang memiliki dendam dan juga manusia yang mempunyai hati yang besar.
Ada seseorang yang bilang "dunia akan begitu sangat indah, jika semua orang saling memahami" apakah kamu pernah menjadi seseorang yang begitu egois? Pernahkah kamu berpikir "mereka jahat, mereka menjauhiku" dan apakah kamu sadar bahwa sifat egoismu yang membuat mereka menjauhimu? Aku pernah berteman dengan orang seperti itu, setiap kali dia berbiacara seakan-akan dia ingin aku mengerti dirinya. Aku berakhir dengan perasaan kesal yang begitu besar, dan menjauhinya. Mungkin terlihat jahat, tapi faktanya itu adalah cara untuk menyelamatkan diri. Adakalanya kita harus melakukan hal seperti itu, menjauhi seseorang yang membuat kita tak nyaman, itu adalah salah satu cara untuk menyelamatkan diri sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kita adalah manusia jahat di kisah orang lain dan mereka adalah manusia yang jahat di kisah kita sendiri. menjauh dan menghilang adalah dua pilihian yang berat, tetapi kita diharuskan untuk memilih pilihan yang terbaik. Memahami manusia bukan berarti kita harus berpihak pada salah satu manusia, memahami manusia lain adalah sebuah pilihan yang bijak dalam menjalani tugas kita menjadi manusia. Keegoisan adalah musuh paling besar yang harus kita hadapi. Langkah yang begitu tepat adalah memahami perasaan antarmanusia, memahami keadaan dan kondisi antarmanusia. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk memahami keadaan kita. Itu akan menjadikan dunia ini menjadi begitu indah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H