Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Tega

Diperbarui: 11 November 2020   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deruan angin malam membawa sejuta kenangan

Kondisi malam mulai menyadarkan 

Mengapa Tuhan tidak menakdirkan kebersamaan? 

Sedangkan cintaku berada dalam pucuk kematian

Bagaimana bisa? 

Meninggalkan tanpa secuil perasaan, begitupun dengan belas kasihan

Meskipun tetap acuh tak acuh kau berikan

"Mati satu tumbuh seribu", itu kata orang

Namun bagaimana dengan hati

Semakin hari semakin menyianyiakan kehadiranmu kembali

Merajut serpihan memori

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline