Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Kenalkan Gamelan Tua yang Kental dengan Tradisi

Diperbarui: 16 November 2021   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang melakukan kunjungan ke Balai Gamelan Dukuh Kubangapu Desa Cintamanik Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, pada hari Sabtu, (6/11/2021).

Tidak bisa dipastikan kapan awal beroperasinya gamelan di Kubangapu. Namun, sesuai informasi pada tahun 2014 gamelan mulai kembali dimainkan setelah mengalami pemberhentian yang terbilang cukup lama.

Untuk kegiatan pelatihan dilakukan di balai gamelan yakni rumah Kemi (71), pelatihan gamelan dalam sepekan bisa 3 hingga 5 kali latihan. Gamelan biasanya ditampilkan pada acara-acara tertentu, seperti perayaan kemerdekaan dan pertunjukan kesenian. Gamelan ini dimainkan oleh 6 pemain yang terdiri dari 1 pemain saron, 1 pemain gong, 1 pemain kendang dan 2 pemain bonang.

"Alasan sempat berhenti dimainkan itu karena saat itu belum ada yang bisa meneruskan untuk memainkan gamelan ini, dan sekarang sudah banyak warga yang mulai tertarik untuk memainkan gamelan atau sekedar  mendengarkan saat latihan gamelan." Tutur Kemi.

Gamelan atau warga Kubangapu menyebutnya dengan "Kenongan" ini merupakan salah satu jenis gamelan yang tertua. Bahkan menurut informasi jumlahnya tidak lebih dari 5 set gamelan di seluruh Indonesia.

Pada awalnya kesenian gamelan ini dimainkan sebagai mata pencaharian untuk ditanggap oleh masyarakat sekitaran Kabupaten Tegal. Para pemain gamelan yang terdahulu bermain sampai ke daerah Slawi selama beberapa hari. Dan tidak semua alatnya dibawa untuk pertunjukan.

Selayaknya kesenian jawa yang masih kental akan tradisi, pada hari-hari tertentu gamelan diberikan semacam sesaji yang berisikan segelas minuman dan rokok dengan jenis tertentu. Dan gamelan akan dilakukan pembersihan pada bulan Maulid. Namun hal tersebut sudah jarang dilakukan oleh pemain gamelan mengingat hal tersebut sudah bukan hal yang lumrah lagi dilakukan di zaman sekarang ini.

Para pemain instrumen tradisional ini, merawat gamelan dengan sangat baik. Buktinya hingga saat ini gamelan masih bisa dinikmati walaupun sudah beriringan dengan perkembangan zaman yang begitu pesat.

"Dengan minat masyarakat yang baik serta didukung dengan adanya anak muda yang mulai tertarik untuk mempelajari kesenian tradisional, Gamelan tua ini diharapkan bisa terus berlanjut hingga generasi selanjutnya." Ujar Sopan (33) pemain gamelan muda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline