Lihat ke Halaman Asli

Potensi Desa Pekiringan Berupa Batik Tulis yang Masih Digarap walau Covid-19 Belum Usai

Diperbarui: 12 September 2021   18:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 18 Agustus 2021, kami dari KKN MB-48 dari UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto melakukan pengamatan langsung pada kediaman pengrajin Batik Tulis yang ada di Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga. Disana kita menanyakan beberapal hal yang terkait pemasaran Batik Tulis pada masa Pandemi COVID-19 ini.

Pemasaran Batik Tulis ini selama Pandemi COVID-19 sangatlah menurun, pengrajin melakukan pemasarannya di daerah Pasar Manis Karangmoncol, dan hanya diperjual belikan kepada konsumen yang sudah memesan jauh-jauh hari saja dikarenakan jumlah SDM yang sedikit dan juga masyarakat yang lebih memilih jenis batik yang harganya cukup terjangkau oleh kantongnya. 

Bukan itu saja, penyebab pemasaran Batik Tulis diantaranya juga karena belum adanya tempat pencucian kain batik tulis di desa mereka sehingga mereka akan mengirim kain batik tulis tersebut untuk dicuci ke daerah Sokaraja Banyumas agar proses akhir selesai. Akibat dari proses akhir tersebut ialah akan memakan waktu yang cukup lama.

Cara untuk menanggulangi permasalahan ini adalah diharapkan pemerintah desa dan masyarakat ikut serta melestarikan budaya khas Indonesia dengan cara membuat sanggar Budaya Batik Tulis di daerah mereka, agar Batik Tulis tetap terus berkembang dari masa ke masa..

Aminnn ya Rabbal Alamin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline