Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa UNNES GIAT 9 Kembangkan UMKM Berbasis Potensi Desa: Mengolah Cabai Menjadi Berbagai Jenis Sambal

Diperbarui: 9 Agustus 2024   23:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Magelang --- Kreativitas dan inovasi menjadi kunci utama dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini dibuktikan oleh mahasiswa GIAT 9 Universitas Negeri Semarang (UNNES) melalui inisiatif mereka untuk memanfaatkan potensi Desa Kalijoso dengan mengolah cabai menjadi berbagai jenis sambal. Program ini tidak hanya memberdayakan masyarakat desa tetapi juga meningkatkan ekonomi produk lokal.Indonesia dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, termasuk cabai yang menjadi bahan dasar dalam masakan Indonesia. Meskipun cabai melimpah, potensinya sering tidak dimanfaatkan secara optimal. Melihat potensi yang belum tergarap ini, mahasiswa GIAT 9 UNNES menangkap peluang untuk mengubah cabai menjadi produk yang bernilai dan kompetitif di pasar. 

Program pengembangan UMKM berbasis desa ini berfokus pada produksi berbagai jenis sambal menggunakan cabai lokal. Pendekatan ini tidak hanya menambah nilai pada produk cabai tetapi juga mengajarkan keterampilan baru kepada masyarakat desa. Sambal dengan rasa unik dan lezat yang dihasilkan dari inisiatif ini memiliki daya tarik yang luas bagi konsumen.

Keberhasilan program ini tidak lepas dari kerjasama yang kuat antara mahasiswa dan masyarakat desa. Mahasiswa memberikan pelatihan dan dukungan penting, meliputi proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran. Sementara itu, warga desa berperan aktif dalam produksi dan distribusi sambal. Kemitraan ini menghasilkan produk sambal berkualitas tinggi yang siap bersaing di pasar lokal dan nasional.

Inisiatif ini menekankan peran penting mahasiswa dalam pengembangan desa. Dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka, mahasiswa menawarkan solusi nyata untuk tantangan yang dihadapi masyarakat desa. Program ini juga menumbuhkan semangat kerjasama dan solidaritas dalam mencapai tujuan bersama. Dalam jangka panjang, inisiatif ini diharapkan dapat menjadi model untuk pengembangan UMKM di daerah lain, dengan pengolahan cabai menjadi berbagai jenis sambal sebagai langkah awal untuk memaksimalkan potensi desa kerajinan.

Kedepan, diharapkan mahasiswa GIAT 9 UNNES terus menciptakan program inovatif yang memberikan manfaat praktis bagi masyarakat. Dibawah naungan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Erisa  Aprilia W., S.E, M.M. mahasiswa UNNES GIAT 9  yang beranggotakan Aldo Satrio Wibowo, Rery Lasinta Virgy, Anggreini Gema, Khikmatul Balighoh, Putri Darmayani, Erina Fadilasari, Thoriq Aulia, Wahyu Fitriati, Amadea Masita, Hafit Hairul Amilin, dan Desta Sakti Pandu, telah menunjukkan bahwa program pengembangan UMKM berbasis desa ini adalah contoh nyata dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi lokal. Melalui inovasi dan kolaborasi, program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian desa kerajinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline