Sebagai orang tua, tentu Ayah dan Bunda menginginkan yang terbaik untuk sang buah hati. Salah satu bentuknya adalah untuk membantu dan memahami potensi yang dimiliki anak dengan upaya mengembangkan bakat dan kreativitasnya. Tapi, apakah Ayah dan Bunda sudah cukup memahami konsep bakat dan kreativitas sebagai sebuah potensi itu sendiri? Mari kita ulas terlebih dahulu!
Bakat dan Kreativitas sebagai Potensi Anak
Bakat merupakan kemampuan dari lahir yang perlu dikembangkan dan dilatih.
Di dukung oleh pengertian dari Utami Munandar(1999) menyebutkan bahwa bakat adalah sebuah kemampuan bawaan yang perlu dikembangkan dan dilatih agar keunggulannya dapat terwujud.
Dalam artian bahwa setiap orang pada dasarnya sudah memiliki bakat atau kemampuan natural sejak lahir, hanya saja untuk dapat memberikan efek nyata diperlukan adanya pengembangan dan pelatihan secara berkala. Seperti contoh; anak memiliki bakat dalam menari, tanpa diperlukan adanya pelatihan khusus Ayah dan Bunda dapat menemukan bahwa anak memiliki gerak tubuh yang sinkron dengan musik - namun jika bakat tersebut di diamkan maka kemampuan anak hanya akan berhenti pada tingkatan tersebut, dan jika Ayah dan Bunda mengikutsertakan anak pada kursus les tentu anak dapat melatih bakat dan memiliki peluang lebih besar untuk mengikuti dan menguasai berbagai bentuk tarian lebih cepat dibandingkan anak-anak lain yang tidak memiliki bakat menari.
Kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru.
Menurut Utami Munandar (1999) adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur-unsurnya, sehingga mampu menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang tekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban.
Kreativitas seperti yang sudah diketahui umumnya identik dengan karya cipta atau inovasi. Seperti contoh; anak dengan bakat menarinya mampu menciptakan gerakan-gerakan baru terhadap musik yang Ayah dan Bunda mainkan, atau anak mampu merangkai berbagai gerak yang telah ia pelajari selama kursus menjadi sebuah tarian yang berpadu dengan musik.
Bakat dan kreativias memiliki peran penting dalam perkembangan potensi anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua maka Ayah dan Bunda perlu lebih peka terhadap proses tumbuh kembang anak. Di setiap waktu dalam perjalanan anak menuju dewasa, Ayah dan Bunda akan menemukan kemampuan dan keunggulan yang dapat menjadi bentuk dari bakat dan kreativitas anak. Hanya saja diperlukan adanya pemahaman-pemahaman dasar bagi Ayah dan Bunda untuk dapat menggali potensi anak dalam pengembangan bakat dan kreativitasnya.
Orang Tua Perlu Ingat Hal Ini Dalam Menggali Bakat dan Kreativitas Anak!
1. Anak Ayah dan Bunda itu Unik!
Tidak semua anak akan memiliki bakat dan kreativitas yang sama, dan tidak semua anak yang memiliki bakat dan kreativitas di ranah yang sama akan berada di tingkatan setara. Ayah dan Bunda perlu melibatkan diri secara aktif untuk lebih mengenal dan memahami potensi dari bakat dan kreativitas anak dengan cara memperhatikan minat, kecenderungan, dan kegemaran mereka. Ayah dan Bunda juga perlu memahami bahwa potensi yang akan dimiliki anak akan sesuai dengan bakat yang dimiliki, sehingga kurangi anggapan bahwa bakat dan kreativitas anak akan 100% sama seperti bakat dan kreativitas yang dimiliki oleh Ayah dan Bunda. Apapun potensinya, anak Ayah dan Bunda tetap akan menjadi kebanggaan!
2. Dukung dan Ajak Anak Bereksplorasi Minatnya!
Jika Ayah dan Bunda mulai mengetahui ranah minat anak, maka Ayah dan Bunda dapat membantu mengembangkan potensi bakat dan kreativitas dari minatnya dengan memberikan akomodasi yang sesuai. Seperti jika anak mulai tampak gemar menggambar, maka belikan anak berbagai alat gambar yang bisa ia eksplorasi dan coba sehingga anak dapat melatih dan menemukan kecocokan antara minat dan bakatnya. Namun jika Ayah dan Bunda masih belum bisa menentukan minat apa yang dapat menjadi potensi bakat dan kreativitas anak, maka berikan kesempatan kepada anak untuk mengeksplorasi berbagai minat. Ikut sertakan anak pada aktivitas ekstrakurikuler, seperti seni, musik, olahraga, atau sains, sehingga anak dapat mencari tahu terkait hal apa saja yang dirinya suka dan minati. Tapi, Ayah dan Bunda jangan paksakan anak untuk menyukai hal-hal tertentu saja ya! Berikan anak waktu dan kesempatan untuk dapat menjelajahi potensinya secara mandiri.