Orang dilahirkan di era yang tidak sama dan juga mungkin lingkungan yang berbeda. Orang lahiran 70 an dengan 90 an pasti berbeda cara berpikirnya. Apalagi mereka yang lahir 2000 an. Di mana teknologi sudah berkembang begitu pesat.
Ada era di mana orang-orang baru mengenal teknologi ketika sudah dewasa. Itu adaptasi yang cukup lama. Sebab mungkin mereka tidak biasa dengan teknologi. Sehingga wajar bila orang yang berusia 50 an tidak bisa membuka Whatsapp.
Sedangkan orang yang lahir di masa teknologi sudah berkembang, mereka bisa menikmati teknologi bahkan bisa menguasai dengan cepat. Di zama sekarang tidak heran anak usia 2 tahun sudah gemar bermain HP. Bahkan anak saya sendiri yang masih berusia 1 tahun sudah sangat gemar sekali menonton Youtube.
Mungkin kita tahu bahwa teknologi mengandung banyak hal negatif sehingga membahayakan bagi anak. Contoh sederhana game. Anak bisa berjam-jam bermain HP tanpa berhenti. Ketika sudah kecanduan, hal yang penting bakal terlupakan seperti ibadah dan belajar.
Namun sekiranya menghindarkan anak untuk tidak menggunakan teknologi lantaran takut dengan dampak negatif juga susah. Sebab teknologi berada di sekitar kita. Bisa-bisa anak menjadi primitif dalam artian tidak mengerti apapun yang berada di sekitarnya. Ini juga bahaya.
Tindakan yang mungkin terbaik bagi orangtua adalah mengenalkan teknologi dengan bijak. Kalau bisa bukan orang lain yang mengenalkan melainkan kita sebagai orang tua. Agar mereka tahu apa yang baik untuk dikonsumsi dan apa yang tidak baik. Sehingga anak sedikit demi sedikit paham.
Langkah selanjutnya adalah kita harus senantiasa mengontrol apa yang sebenarnya mereka lihat dan tonton. Itu sangat mempengaruhi akhlak dan adab anak. Jika yang mereka tonton adalah video joged dan kata-kata kotor, merek akan meniru dengan mudahny dan sekaligus merubah akahlak mereka. Jika yang ditonton baik, kemungkinan besar juga menghasilkan sesuatu yang baik.
Ingat, anak-anak kita akan paham teknologi dengan cepat. Maka orang tua tidak boleh kalah. Aktivitas mereka di dunia maya sangat perlu diawasi dan dikontrol. Agar tidak menjerumus ke hal-hal negatif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H