Lihat ke Halaman Asli

Komunitas Hijau Fisika

Himpunan Mahasiswa Fisika (HMF) FPMIPA UPI

KERENN!! Komunitas Hijau Fisika HMF FPMIPA UPI Berhasil Menyelenggarakan Kegiatan Rock Climbing dan Akses Tali

Diperbarui: 22 September 2024   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Climbing dan Akses Tali - UKK KHAUF UPI (dokpri)

Mahasiswa Fisika yang tergabung dalam Komunitas Hijau Fisika (KHAUF) HMF FPMIPA UPI telah berhasil menyelenggarakan kegiatan Rock Climbing di Tebing Citatah 125 pada tanggal 13 -- 15 September 2024. Kegiatan ini diikuti oleh anggota KHAUF, terkhusus angkatan Bara Sabit yang saat ini sedang menjalani rangkaian Pendidikan dan Latihan Lanjut XXI.

Tebing yang terletak di daerah Padalarang ini dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki bentang alam yang indah dengan tantangan tebing kapur vertikalnya. Hal ini mampu dijadikan acuan untuk meningkatkan keterampilan memanjat para anggota. 

"Kegiatan Pendidikan dan Latihan Lanjut XXI KHAUF: Climbing dan Akses Tali memiliki beberapa tujuan yang ingin di capai yaitu
pemberian materi dan aplikasi lapangan kepada peserta untuk mencapai tingkat keterampilan yang dibutuhkan, perangsangan mental yang lebih baik di alam bebas, serta pembentukan loyalitas terhadap organisasi. Sehingga, ketika para anggota muda telah selesai mengikuti kegiatan ini harapannya mereka sudah mantap dari segi pengetahuan dan keterampilan climbing, optimisme dan kepercayaan diri yang tinggi, dan yang pasti disetiap diri masing masing anggota mempunyai rasa kepemilikan dan kepedulian yang kuat terhadap organisasi", tutur Ifan "Soleng" Taopik Abdul Aziz selaku ketua pelaksana saat dimintai keterangan pada 17 September 2024.

Agenda Rock Climbing dan Akses Tali

Rock Climbing - UKK KHAUF UPI (dokpri)

Pada hari pertama, peserta membangun tenda dan shelter untuk tempat beristirahat, serta menyiapkan logistik alat yang akan digunakan berkegiatan esok hari. Pematerian dimulai pada hari kedua dengan dipandu oleh Bang Djoko "Jawir" Mahyudi Sugiharto, istruktur berpengalaman yang merupakan anggota Komunitas Hijau Fisika juga. Pematerian ini berisi pengenalan climbing, pengenalan alat-alat climbing, pemaparan teknik dasar climbing, pengenalan akses tali, serta pematerian tentang Single Rope Technique (SRT). Sedangkan, praktik pemanjatan tebing dilakukan pada hati ketiga, yaitu pada tanggal 15 September 2024.


Single Rope Technique (SRT) - UKK KHAUF UPI (dokpri)

Single Rope Technique (SRT) merupakan teknik yang digunakan dalam kegiatan memanjat dengan menggunakan satu tali sebagai akses utama memanjat atau menuruni medan vertikal. Teknik ini dapat digunakan untuk memanjat tebing vertikal nan curam ataupun penjelajahan gua yang memerlukan pergerakan vertikal. Adapun dalam kegiatan ini, praktik SRT disimulasikan melalui suatu tali yang diikatkan pada batang pohon sehingga tali membentang secara vertikal. Kemudian, para peserta diarahkan untuk menaiki dan menuruni tali tersebut menggunakan teknik SRT yang sudah diajarkan.

Logistik Alat Rock Climbing dan Akses Tali

Alat Climbing - UKK KHAUF UPI (dokpri)

Beberapa alat yang digunakan selama kegiatan Rock Climbing dan Akses Tali ini adalah sebagai berikut.

  • Tali kernmantel: Tali kernmantel yang biasa digunakan adalah yang bersifat statis agar tidak meregang ketika diberi beban.
  • Harness: Harness digunakan untuk mengamankan diri pemanjat saat bergerak. Harness terhubung ke sistem tali dengan alat tambahan seperti ascender, descender, dan autostop. Terdapat tiga jenis harness, yaitu seat harness yang mengamankan area pinggang dan paha, chest harness yang mengamankan area dada dan punggung, serta full body harness (gabungan chest harness dan seat harness) yang mengamankan bagian dada, pinggang, dan paha pemanjat.
  • Ascender: Ascender merupakan alat yang digunakan pemanjat untuk menaiki tali atau tebing. Alat ini memiliki mekanisme "one-way" yang memungkinkan pergerakan ke atas, tetapi mencegah pergerakan ke bawah.
  • Descender: Descender adalah alat yang digunakan pemanjat untuk menuruni tali atau tebing dengan aman. Descender membantu mengontrol kecepatan saat turun dan memberikan pengendalian penuh atas pergerakan di sepanjang tali.
  • Autostop: Autostop adalah mekanisme pengaman yang biasanya terintegrasi dalam perangkat descender atau alat turun pada kegiatan climbing, terutama pada rappelling atau saat menuruni tali. Autostop dirancang untuk mengontrol kecepatan saat menuruni tali serta menghentikan pergerakan secara otomatis jika pemanjat kehilangan kontrol. Hal ini mampu mengurangi risiko jatuh tak terkendali yang dapat berakibat fatal.
  • Webbing tobbular: Webbing tobbular dapat digunakan sebagai seat harness, yaitu tali diri yang digunakan pemanjat untuk melindungi dirinya saat berkegiatan.
  • Prusik: Prusik adalah simpul yang digunakan pada tali untuk membantu pemanjat bergerak naik atau sebagai pengaman tambahan. Saat beban diberikan, simpul ini akan mengunci tali, namun dapat dengan mudah digeser saat tidak ada beban. Prusik digunakan sebagai alat cadangan untuk belayer atau sebagai pengaman saat pemanjat melakukan rappelling.
  • Foot Loop: Foot loop merupakan tali tambahan atau webbing yang dihubungkan ke ascender dan digunakan untuk membantu mengangkat tubuh dengan mendorongkan kaki. Alat ini biasa diguanakan pemanjat ketika mereka sedang menerapkan teknik SRT.
  • Carabiner: Carabiner digunakan untuk menghubungkan berbagai alat climbing, tali, atau harness dengan aman. Terdapat tiga jenis carabiner, yaitu carabiner screw, carabiner snap, dan autolock. Carabiner screw adalah carabiner yang dilengkapi dengan kunci ulir untuk mencegah terbukanya carabiner secara tidak sengaja, carabiner snap merupakan carabiner yang tidak dilengkapi dengan kunci ulir. Sedangkan, autolock adalah carabiner yang dilengkapi dengan kunci ulir, namun tidak perlu upaya yang susah dalam memutar kunci untuk membuka carabiner, cukup dengan menekan dan memutar kunci kea rah kanan sedikit. Autolock sangat memudahkan pemanjat dalam memasukkan tali, namun juga tetap menjaga keamanan pemanjat.
  • Runner: Runner merupakan dua carabiner snap yang dihubungkan oleh webbing di tengahnya untuk memperpanjang titik pengaman. Alat ini digunakan untuk menghubungkan titik perlindungan ke tali saat memanjat multi-pitch atau trad climbing. Runner biasa dihubungkan ke hanger-hanger yang terdapat pada dinding batuan yang akan dilewati.
  • Figur of eight: Figure of Eight adalah alat rappel berbentuk angka 8 yang digunakan untuk mengontrol laju penurunan pemanjat saat turun (rappelling) dengan tali. Tali dimasukkan ke dalam alat ini, yang kemudian digunakan untuk mengatur gesekan sehingga pemanjat dapat turun dengan aman dan terkendali.
  • Pulley: Pulley atau katrol digunakan untuk mengurangi gesekan saat menarik tali, terutama dalam sistem hauling (penarikan) atau penyelamatan. Pulley digunakan untuk mengangkat beban berat atau dalam situasi penyelamatan, di mana dibutuhkan sistem tali yang lebih efisien untuk menarik seseorang atau barang ke atas.
  • Chock friend: Chock friend berfungsi untuk memberikan perlindungan tambahan kepada pemanjat dalam trad climbing, membantu mengamankan tali jika terjadi jatuh.
  • ID: ID adalah alat belay otomatis dengan sistem self-braking (penghenti otomatis) yang sering digunakan dalam kegiatan penyelamatan dan pekerjaan vertikal. Alat ini biasa digunakan pada aktivitas yang lebih ekstrem, seperti kegiatan/pekerja industri.
  • Hexentrik: Hexentrik adalah alat perlindungan pasif yang berbentuk heksagonal dan digunakan dalam trad climbing. Hexentrik ditempatkan di celah atau retakan tebing untuk memberikan perlindungan tambahan pada pemanjat agar tidak jatuh.
  • Sepatu panjat: Sepatu panjat dirancang untuk memberikan daya cengkeram yang kuat pada permukaan tebing, memungkinkan pemanjat mendapatkan kontrol lebih baik saat mendaki. Sepatu ini juga memiliki alas yang tipis dan lentur sehingga memudahkan pemanjat menginjak celah-celah tebing yang sempit.
  • Helm panjat: Helm panjat digunakan untuk melindungi kepala dari benturan atau jatuhnya benda-benda dari atas, seperti batu atau peralatan yang terjatuh.
  • Alat untuk belay : Beberapa alat yang dapat digunakan untuk belay, yaitu belay device, grigri, dan figure of eight. Untuk kondisi darurat, dapat juga menggunakan carabiner dengan simpul italian hitch.
  • Sarung tangan: Sarung tangan digunakan oleh pemanjat ataupun bilayer untuk melindungi luka pada tangan yang diakibatkan gesekan sata memegang tali.
  • Rope protector: Rope protector digunakan untuk melindungi tali agar tidak rusak atau friksi.
  • Bubuk magnesium: Bubuk magnesium digunakan untuk melindungi tangan agar tidak licin saat pemanjat menaiki tebing.
  • Chalk bag: Alat ini digunakan untuk menyimpan bubuk magnesium dan biasanya dihubungkan menggunakan suatu tali sehingga membentuk tas kecil yang dibawa pemanjat saat menaiki tebing.

Keseruan Kegiatan Climbing - UKK KHAUF UPI

Komunitas Hijau Fisika mengakhiri kegiatan ini dengan sukses dan penuh semangat. Unit Kegiatan Khusus (UKK) ini berencana akan mengadakan kegiatan serupa atau kegiatan outdoor lainnya guna meningkatkan kemampuan, keterampilan, serta menjaga silaturahmi antar anggota.

Penulis : Isna "Pesot" Nur Fadilah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline