Dari youtube KOMPASTV bertajuk, "Ini Kata Jerinx Soal Konspirasi," "Jerinx: Saya Percaya Pak Jokowi, Saya Percaya Pak Terawan," dan "Saya Tidak Mau Tunduk Sama Apapun Kata-Kata WHO," dalam program Sapa Indonesia Malam, menggambarkan pendapat dari bung Jerinx yang sudah menggelitik iman seorang muslim karena dia berpendapat ke dalam ranah Tauhid.
Entah apa yang melandasi pemikiran Jerinx, di awal wawancara Aiman, Reporter Kompas Tv, Jerinx bertanya dengan kalimat seperti ini, "Indonesia mayoritas percaya dengan agama atau tidak?"
Pertanyaan Jerinx di atas sebeneranya cukup menggambarkan keimanan seseorang terhadap Tuhan. Ini terlepas dari agama dia apa. Tetapi, secara garis besar dia sudah menafikan adanya kehadiraan Tuhan di muka bumi. Seakan-akan Tuhan benar tidak ada.
Jerinx melanjutkan pendapatnya, bahwa agama juga termasuk ke dalam teori konspirasi karena tidak ada bukti secara sains. Kemudian dia menganjurkan masyarakan untuk open mind set, dengan lebih diperluaskan lagi cara berfikirnya.
Secara sudut pandang Islam, agama sudah terbukti secara sains. Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam, telah membutikan bahwa segala sesuatu yang diajarkan dalam firman-Nya juga berdasarkan bukti sains.
Sebagai contoh, dalam surat ar-Rahman: 19-20, "Dia membiarkan dua laut mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing."
Penjelasan ayat ini, terletak di sebuah Selat Gibraltar yang menghubungkan antara Lautan Mediterenia dan Samudera Atlantik, memisahkan Spanyol dan Maroko.
Dari laman republika.com bertajuk, "Di Mana Laut Dua Warna yang Disebutkan Alquran?" menjelaskan bahwa para ahli kelautan, seperti William W Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder AS, dan mantan dekan Sekolah Kelautan, serta Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS. Begitu juga dengan Prof Darjo Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah.
Mereka berdua menilai, air laut yang terletak di Selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik berbeda, baik dari kadar garamnya, suhu, maupun kerapatan air laut. Dan terbukti ada semacam pembatas antar kedua laut. Maha Suci Tuhan atas segala firman-Nya.
Hal ini, membuktikan bahwa kebenaran agama perspektif al-Qur'an memang telah dibuktikan secara sains. Jika, ada yang mengatakan mana datanya, apa buktinya. Sepertinya, harus lebih banyak lagi menjelajahi karya-karya ilmuan sainstis. Paling tidak, membaca dari media online yang terpercaya.