Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Khasba

Buruh yang terus menulis

Romansa di Sisi Timur

Diperbarui: 8 Februari 2021   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bukan sekedar hewan. Makhluk hidup di sisi timur dengan sebidang insting. Lakunya selalu menyuguhkan adrenaline baru. Misterius dan horor. Pagi, siang, sore, hingga malam mereka selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tidak sendirian, dengan sebidang insting mereka selalu membawa kedua anaknya hingga berhenti di akhir persinggahan.


Apa yang kita pikirkan bersama tentang ini?

Kita selalu menerka, mengambil kemungkinan terdekat untuk melekatkan pembenaran. Cerita mempunyai kekuatan untuk memantapkan keyakinan, bisa juga sebaliknya. Keyakinan dari rangkaian cerita kemudian menjadi eksekutor pembenaran. Sedangkan cerita mempunyai kekuatan untuk memantapkan keyakinan. Kemudian keyakinanya akan kemana tergantung posisi cerita.

Sampai disini, mungkin kita masih sama-sama menerka. Tentang mereka dengan sebidang insting dari timur. Apa ya kira-kira? 

Tentang layak atau tidak layak untuk di pikirkan kembali lagi pada pembaca yang budiman. Jika memang tidak layak untuk di pikirkan, tinggalkan. Cukup sampai disini. Waktu kita sama-sama dengan kebutuhan yang berbeda.


Binatang selamanya akan menjadi binatang, dan seorang manusia berfikir adalah manusia yang berfikir. Apakah itu truisme? Tidak. Selain Afonso, mueeza, lily, dan kedua yang misterius lainnya.

Mereka baru berusia delapan bulan. Sialnya, cita-cita yang dia titipkan kepada kami untuk mempunyai anak tidak hanya baik secara fisik. Melainkan insting dan emosional yang bebas dari kematian. Mereka adalah simbol abad pencerahan.

Mueeza, lily, dan kedua yang misterius selalu tertulis dalam romansa anak muda stamplat. Sampai kemudian saya bahu-membahu bersama putri kahyangan. ketangkasan dan kasih sayangnya membuat saya bisu seribu bahasa. Jujur, itu menyenangkan.  

Sebagai tanda dan penanda,  aku, bersama putri kahyangan saya selalu mendiskusikan perkembangan makhluk hidup di sisi timur dengan sebidang insting. Mulai dari tempat tinggal, kenyamanan, asupan gizi, dan waktu bermain bersamanya setiap sisa waktu dari 24jam kehidupan.

Pemerhati mueeza, lily, dan kedua yang misterius
di abad pencerahan membuat saya kehilangan kontrol. Tak jarang tanda dalam bentuk pesan politis, iklan, dan ikon yang sarat makna. "Kita menemukan semiotik dalam mitos-mitos baru, tubuh, busana, ekonomi dalam kehidupan modern, iklan, dan totemisme. Dan lainya lagi sebagai arena makna. ( Agus Aris Munandar ).

Ular menelan tikus-tikus di luar kehendaknya sendiri. Kesanya mirip pada jalur pencernaan ular yang gelap, panas, dan lembab itu. Tidaklah takdir mueeza, lily, dan kedua yang misterius juga demikian. Sampai disini saya kehilangan ruang untuk berfikir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline