Islandia kembali membuat kejutan.
Kemenangan 2-0 atas Kosovo di laga terakhir kualifikasi Grup I Zona Eropa mengantarkan negeri di ujung utara bumi itu ke Piala Dunia 2018. Islandia tidak hanya lolos ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya, tetapi juga menjadi negara dengan penduduk paling sedikit yang lolos ke ajang olahraga paling akbar itu.
Kita benar-benar harus angkat topi. Islandia hanya berpenduduk 332.500 jiwa. Masih kalah banyak dengan jumlah penduduk Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat yang tercatat sebanyak 357.646 jiwa! Negara dengan penduduk setara dengan satu kecamatan di Jakarta bisa lolos ke Piala Dunia. Luar biasa, kan?
Keberhasilan Islandia, tentu saja, tidak turun tiba-tiba dari langit. Mereka harus bersaing dengan Kroasia, Turki dan Ukraina - tiga negara yang layak masuk dalam kelompok papan atas sepakbola Eropa. Mereka juga harus berhadapan dengan Finlandia - yang saat ini prestasinya tidak terlalu menonjol namun memiliki sejarah sepakbola yang kuat. Satu-satunya negara yang layak disebut anak bawang di Grup I Zona Eropa adalah Kosovo - negara kecil pecahan Yugoslavia yang baru saja bergabung menjadi anggota FIFA.
Dari 10 laga Islandia berhasil menorehkan 7 kemenangan, sekali seri dan 2 kali kalah. Dengan poin akhir 22 Islandia berhak berada di puncak klasemen dan otomatis lolos ke Rusia 2018. Kroasia yang pada laga terakhir berhasil menjinakkan tuan rumah Ukraina 2-0 harus puas di posisi kedua dengan nilai 20. Kroasia harus melewati babak play-off melawan salah satu dari tujuh runner-ups lainnya.
Islandia sebenarnya sudah membuat kejutan saat berlaga di Piala Eropa 2016. Sayang sekali langkah mereka terhenti di babak perempat final. Mereka gagal maju ke semi final setelah kalah dari Perancis.
Sebuah negara dengan penduduk 332.500 ribu kok bisamemiliki tim nasional yang bagus?
Jawabannya - mungkin - adalah pemikiran yang visioner dan perencanaan yang matang. Beberapa koran terbitan Eropa mengupas tuntas hal ini saat Islandia membuat kejutan di Piala Eropa 2016.
Kondisi alam Islandia yang dingin sebenarnya sangat tidak mendukung untuk olahraga outdoor.Namanya saja Iceland alias Tanah Es. Sudah terbayang jika hawa dingin mendominasi negeri ini hampir sepanjang tahun.
Tahun 2000 Islandia mulai membangun football house,semacam stadion dalam ruangan untuk berlatih dan bermain sepakbola. Tahun 2009 mereka mengirim beberapa pelatih untuk belajar dan mendapat lisensi UEFA di Inggris. Para pelatih ini kemudian melatih bibit-bibit oemain bola di seantero negeri. Tahun 2011 mereka menugasi Lars Lagerback - pelatih berpengalaman asal Swedia - melatih timnas. Heimir Hallgrimsson - pelatih lokal - ditunjuk sebagai asisten dengan tugas utama menyerap ilmu Lagerback.
Lagerback hampir berhasil membawa Islandia ke Piala Dunia 2014 namun sayang mereka kalah di babak play-off melawan Kroasia. Setelah membawa Islandia ke Piala Eropa 2016 tongkat estafet menyerahkan kepada Hallgrimsson. Sebagai pelatih Hallgrimsson menorehkan prestasi yang tidak kalah mentereng: meloloskan Islandia ke Piala Dunia.