Lihat ke Halaman Asli

Khasan Ashari

Liverpool FC | ASN | Penulis

Mengenal Enam Bahasa Resmi PBB

Diperbarui: 4 April 2017   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353400291844316172

Bahwa organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB memiliki enam bahasa resmi, khalayak ramai sudah mafhum. Enam bahasa tersebut adalah Arab, China, Inggris, Perancis, Rusia, dan Spanyol. Mengapa enam bahasa itu ditetapkan sebagai bahasa resmi atau official languages? Empat dari enam adalah bahasa resmi negara pemenang Perang Dunia Kedua yang mendapatkan hakk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan. Amerika Serikat dan Inggris menggunakan bahasa Inggris. Tiga pemenang perang lainnya yaitu China, Perancis, dan Rusia memiliki bahasa masing-masing. Bahasa Arab dan Spanyol ditetapkan sebagai bahasa resmi karena merupakan dua bahasa dengan jumlah negara penutur terbanyak. Arab merupakan bahasa utama negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Sementara Spanyol digunakan oleh sebagian besar negara di kawasan Amerika Latin. Negara-negara dengan bahasa resmi di luar enam bahasa tersebut di atas umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai working language mereka di PBB. Negara kita tercinta, Indonesia, masuk dalam kelompok ini. Begitu juga Jepang, Jerman, Brazil, Italia, Malaysia, Thailand, dan sejumlah negara lain. Sebagai bahasa resmi, enam bahasa tersebut digunakan dalam komunikasi lisan maupun tertulis. Jika Sekretaris Jenderal PBB harus menulis surat kepada seluruh kepala negara di dunia, maka dia akan menuliskannya dalam enam bahasa tersebut. Kepala negara, misalnya Presiden SBY, tidak menerima surat dalam enam bahasa namun hanya satu surat yang berbahasa Inggris. Raja Saudi Arabia menerima surat dalam bahasa Arab, Presiden Senegal dalam bahasa Perancis, Presiden Guatemala dalam bahasa Spanyol, Presiden China dalam bahasa China, Presiden Belarusia dalam bahasa Rusia, dan seterusnya. Meski berbeda bahasa, isi setiap surat sama. Enam bahasa tersebut juga digunakan dalam pertemuan resmi PBB. Dokumen resmi pertemuan disusun dalam enam bahasa. Peserta pertemuan juga boleh menggunakan enam bahasa tersebut dalam berbicara. Oleh karena itu peserta pertemuan akan saling berbicara bersahutan dengan bahasa yang berbeda. Sebagai contoh delegasi Amerika Serikat menyampaikan usulan dalam bahasa Inggris, didukung oleh delegasi Mesir dalam bahasa Arab, tapi kemudian disanggah oleh delegasi China dalam bahasa China. Delegasi Argentina kemudian menyampaikan usulan kompromi dalam bahasa Spanyol, dan delegasi Benin menyatakan dukungan atas usulan Argentina dalam bahasa Perancis. Membingungkan? Memang membingungkan, karena tidak semua orang menguasi enam bahasa tersebut sekaligus. Oleh karena itu diperlukan jasa peterjemah atau translator. Ketika delegasi China sedang berbicara dalam bahasa China, translator secara simultan menerjemahkannya  ke dalam enam bahasa resmi yang lain. Dengan demikian mereka tidak menguasai bahasa China dapat memahami apa yang disampaikan oleh delegasi China tersebut dan memberikan tanggapan jika diperlukan. Lalu bagaimana delegasi dapat mendengarkan suara peterjemah? Pada pertemuan resmi PBB umumnya disediakan transmitter dan earphone. Kedua piranti ini digunakan oleh peserta pertemuan untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh delegasi dalam bahasa kerja mereka. Pada transmitter tersedia tujuh menu. Instruksi penggunaan tombol kira-kira sebagai berikut:

  • Untuk mendengarkan pembicaraan di pertemuan tanpa terjemahan, pilih menu 0.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa Arab, pilih menu 1.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa China, pilih menu 2.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa Inggris, pilih menu 3.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa Perancis, pilih menu 4.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa Rusia, pilih menu 5.
  • Untuk mendengarkan terjemahan dalam bahasa Spanyol, pilih menu 6.

Karena itulah di televisi kita sering melihat peserta pertemuan resmi PBB menggunakan earphone sambil manggut-manggut. Mereka tidak sedang mendengarkan musik untuk mengusir kantuk, namun sedang mendengarkan terjemahan dari apa yang disampaikan oleh delegasi negara lain. Adanya enam bahasa resmi membuat fungsi translator sangat penting. Tanpa mereka delegasi tidak dapat saling berkomunikasi secara optimal karena lost in translation. Karena perannya yang penting, translator dibayar mahal. Oleh karena itu jika pertemuan molor atau melewati jadwal yang ditentukan, sekretariat menyampaikan pengumuman bahwa pertemuan dilanjutkan tanpa translation karena tidak ada anggaran membayar lembur translator. Jika sudah begini, pertemuan dilanjutkan dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar. Demikian sekilas cerita tentang enam bahasa resmi PBB. Semoga menjadi tambahan pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline