Lihat ke Halaman Asli

Upaya Pengembangan Motif Batik Betawi Melalui Kegiatan MBKM Mandiri FSRD ISI Surakarta

Diperbarui: 23 Januari 2025   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Mendesain Motif Batik dengan Menggunakan Aplikasi Coreldraw (Foto: Fadhillah Mulyana Chaniago, 2024)

Pengembangan motif batik betawi saat ini masih dilakukan. Salah satunya yaitu pengembangan motif batik dengan corak makanan khas betawi. Melalui kegiatan mbkm mandiri ISI Surakarta dengan skema proyek independen ini menghasilkan motif batik baru dengan sumber ide makanan tradisional kerak telur. Kegiatan ini bekerjasama dengan Seraci Batik Betawi di Bekasi dan dilakukan dari bulan Oktober 2024 lalu hingga Januari 2025. 

Proyek ini dilakukan oleh Khasanah Intan Pratiwi, mahasiswi program studi kriya, ISI Surakarta. "Saya ingin karya yang saya buat dapat berdampak kepada masyarakat, dan ikut serta dalam melestarikan kebudayaan ditempat saya tinggal." Ujarnya.

Hasil Desain Motif Batik Visualisai Makanan Kerak Telur (Desain: Khasanah Intan Pratiwi, 2024)

Khasanah menjelaskan, hasil desain motif batik ini dibuat dengan proses eksplorasi bentuk dan perancangan motif batik. Rancangan motif batik terinspirasi dari visual makanan kerak telur sebagai corak utama dan visual khas kerak telur seperti, bahan, alat dalam membuat kerak telur, dan lapak  tradisional dalam menjual kerak telur sebagai corak pendukung.

Kedepannya, hasil pengembangan motif batik ini dapat digunakan oleh seraci batik betawi untuk kegiatan produksi.  "memang belum ada motif dengan visual makanan kerak telur. jadi, desain batik ini merupakan kesempatan untuk menambah ragam hias motif yang ada disini" jelas Munawaroh, kepala sanggar seraci batik betawi yang berlokasi di Kp. Kebon kelapa, Segarajaya, Kec. Tarumajaya, Bekasi, Jawa Barat.

Dalam kegiatan ini Khasanah Intan Pratiwi mengajak anak muda dapat terus belajar dan ikut melestarikan budaya tradisional, setidaknya dari tempat ia tinggal. sehingga, budaya tradisional tersebut tidak hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline