Leptospira sp. adalah bakteri penyebab terjadi penyakit yang disebut leptospirosis. Penyakit ini merupakan zoonosis (dapat menular dari hewan ke manusia). Urine tikus merupakan faktor paling umum sebagai agen penyebaran penyakit ini. Penyakit leptospirosis menyebar melalui air, lumpur, dan tanah yang terkontaminasi bakteri Leptospira sp.
Bakteri Leptospira sp. akan sangat berkembang baik di daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki kelembapan udara tinggi. Apalagi dikala musim hujan seperti ini, banyak terjadi genangan air dimana-mana bahkan hingga banjir akan lebih meningkatkan resiko penyebaran penyakit tersebut.
Penyakit ini masuk ke tubuh manusia melalui selaput lendir seperti hidung, mata, dan mulut serta dapat melalui luka yang terbuka. Selain itu, leptospira juga dapat menginfeksi lewat kontak langsung melalui cairan tubuh dari hewan peliharaan yang telah terinfeksi bakteri ini.
Gejala umum pada penderita leptospirosis adalah demam, nyeri otot, dan pusing yang mirip dengan gejala flu, sehingga penyakit ini sulit untuk terdiagnosis. Gejala tersebut akan tampak selama 1-2 minggu setelah terpapar bakteri leptospira. Pada infeksi yang lebih berat akan menimbulkan beberapa gejala seperti sakit di area dada, kulit menguning, batuk berdarah hingga kegagalan fungsi organ yang dapat berakibat kematian.
Lalu bagaimana cara agar terhindar dari penyakit berbahaya ini? Cara paling efektif adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yaitu dengan cara mencuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, sebisa mungkin hindari genangan air yang dicurigai terkontaminasi bakteri leptospira.
Oleh: Mohamad Kharis Suhud
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H