Lihat ke Halaman Asli

Kharisma Putri

Politeknik Negeri Semarang

Plaza Simpang Lima: Bertahan di Tengah Gelombang Penutupan Toko, Gadget dan Laptop Jadi Kunci Eksistensi

Diperbarui: 24 Oktober 2024   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu pusat perbelanjaan ikonik di Semarang, Plaza Simpang Lima, tampaknya mengalami masalah pada tahun 2024. Fenomena banyaknya toko yang tutup belakangan ini perlu mendapat perhatian. Toko-toko yang tutup ini sebagian besar berasal dari sektor inti seperti mode, makanan, dan layanan yang dulunya paling banyak dikunjungi. Salah satu peristiwa paling mencolok adalah penutupan Matahari Departemen Store yang merupakan salah satu toko terbesar di Plaza Simpang Lima dan cukup populer di kalangan pengunjung. Penutupan Matahari menunjukkan hambatan besar yang dihadapi oleh Plaza Simpang Lima dalam lingkungan yang sangat kompetitif yang ditawarkan oleh pusat perbelanjaan lain di Semarang.

Peristiwa ini bukan sesuatu yang terjadi tiba-tiba. Mal dan pusat perbelanjaan di Indonesia mulai merasakan dampak dari perubahan pola konsumsi masyarakat yang beralih fokus ke e-commerce atau belanja online. Akses yang mudah dan penawaran promosi yang tersedia di platform ini mengurangi daya tarik mal, terutama di sektor mode dan makanan. Sejumlah besar pengunjung kini lebih memilih untuk berbelanja melalui ponsel mereka daripada mengunjungi mal. 

Selain itu, Simpang Lima Plaza terletak dekat dengan mal modern lainnya dengan fasilitas tambahan. Mal yang baru dibangun seperti Paragon, Queen City Mall, The Park, dan DP Mall di Semarang sangat populer karena desainnya yang menarik, merek internasional, serta hiburan dan gaya hidup modern. Hal ini menyebabkan Plaza Simpang Lima kesulitan bersaing di beberapa bidang seperti mode dan hiburan, tetapi Plaza Simpang Lima masih menjadi pusat perbelanjaan utama untuk produk elektronik seperti gadget dan laptop. Hal Ini terbukti bahwa masih banyak toko elektronik yang masih beroperasi dan bahkan berkembang. Keberadaan toko-toko ini di Plaza Simpang Lima sampai batas tertentu menjadikan tempat ini sebagai 'penyelamat' mal dalam konteks banyak toko yang mengantisipasi penutupan.

Salah satu faktor yang mungkin menjadi penyebab tetap bertahannya perbedaan lapanganan di Plaza Simpang Lima adalah makin meningkatnya permintaan gadget dan laptop. Perkembangan arus globalisasi dan modernisasi membuat masyarakat, terutama kalangan pelajar dan karyawan, semakin membutuhkan dan menggunakan perangkat elektronik ketika bekerja, bersekolah, maupun dalam urusan komunikasi. Selain itu, banyak konsumen yang lebih memilih untuk berbelanja di toko elektronik secara langsung daripada secara online karena dengan mengunjungi toko tersebut, mereka masih bisa melakukan pengecekan barang dan menanyakan berbagai hal pada staf penjaga toko.

Berbeda dengan produk lainnya seperti mode, mahalnya harga produk elektronik bisa menjadi lonceng bagi para pembeli untuk semakin hati-hati dalam membeli barang. Alasan ini disebabkan karena semua orang ingin bisa menjamin kualitas serta keaslian produk yang mereka beli, dimana semuanya lebih terjamin jika dibeli di retail resmi jika dibandingkan dengan online shopping. Plaza Simpang Lima juga berlaku sebagai pusat perbaikan software dan hardware. Toko-Toko elektronik ini tidak hanya menjual produk tetapi juga memberikan pelayanan reparasi dan hal ini memberikan nilai tambah kepada pengunjung.

Plaza Simpang Lima akan menghadapi tantangan dari pusat-pusat perbelanjaan lain yang mungkin memaksa renovasi dan perluasan fasilitas yang lebih modern. Mengubah desain interior dan eksterior yang ditujukan di kawasan menengah akan meningkatkan daya tarik bagi pengunjung, terutama kaum muda yang lebih suka mengunjungi area pasar yang menarik. Sumber daya seperti area parkir yang cukup besar, kelebihan pendingin ruangan dan perluasan tempat hiburan seharusnya memberikan daya tarik yang baru agar pengunjung dapat tinggal lebih lama.

Selain itu, Plaza Simpang Lima dapat menambahkan lebih banyak tenant yang berfokus pada gaya hidup modern, seperti pusat kebugaran, restoran dengan konsep unik, serta area co-working space untuk menarik segmen profesional muda dan mahasiswa. Mal ini dapat mengadakan acara pameran teknologi, workshop, atau acara bertema digital untuk menarik minat pengunjung yang lebih luas. Meskipun sebagian sektor di Plaza Simpang Lima mengalami penurunan, sektor elektronik terutama gadget dan laptop tetap diminati sehingga membuat pusat perbelanjaan ini relevan. Plaza Simpang Lima perlu beradaptasi dengan perubahan zaman, namun tetap mempertahankan daya tariknya di segmen elektronik dan melakukan perbaikan fasilitas. Tempat ini akan tetap menjadi pilihan utama bagi warga Semarang dan sekitarnya. Namun, untuk keberlangsungan Plaza Simpang Lima di masa depan, diperlukan inovasi lebih lanjut dalam pengalaman berbelanja. Mungkin pusat perbelanjaan ini bisa menjadi pusat teknologi yang lebih modern, menampilkan lebih banyak merek teknologi, atau menjadi tempat acara atau pameran teknologi yang menarik pengunjung lebih banyak.

Plaza Simpang Lima masih punya peluang untuk tetap eksis di tengah perubahan ekonomi dan gaya hidup konsumen. Meskipun banyak toko yang tutup, termasuk Matahari Department Store, keberadaannya sebagai pusat gadget dan laptop menunjukkan kemampuan pusat perbelanjaan ini untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang. Semarang masih memerlukan pusat perbelanjaan seperti Plaza Simpang Lima. Dengan strategi yang tepat, mal ini bisa bertahan eksis di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline