Lihat ke Halaman Asli

Kanas

Jurnalis

KH. Mujib Khudori: Majelis Muballighin Indonesia Menanggapi Fatwa Ulama Terkait Pilpres

Diperbarui: 2 Februari 2024   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH. Mujib Khudori sedang menyampaikan dakwah. Dok. Pribadi

Jakarta, - Ketua Majelis Muballighin Indonesia, KH. Mujib Khudori, memberikan tanggapan terkait fatwa ratusan ulama yang mendukung pasangan Anis & Amin. Meski begitu, ia menegaskan penolakan jika ada fatwa yang mewajibkan memilih paslon 01.

Menurut KH. Mujib, setiap kelompok ulama memiliki versi sendiri, termasuk ulama versi 02 dan versi 03. Ia menekankan pentingnya menghormati berbagai pandangan dan tidak memaksakan dukungan untuk paslon tertentu.

"Jangan menggugle kelompok-kelompok lainnya dan memaksakan untuk memilih paslon tertentu," ucap KH. Mujib Khudori dengan tegas.

Ia juga menyoroti pernyataan yang mengkafirkan atau menganggap dosa jika tidak memilih pasangan yang didukung oleh sejumlah ulama. KH. Mujib menyatakan bahwa hal tersebut tidak dibenarkan dan setiap individu memiliki hak untuk memilih sesuai dengan keyakinan mereka. Kebenaran mutlak, menurutnya, hanya akan ditentukan oleh Allah pada akhirnya.

Dalam waktu dekat, Majelis Muballighin Indonesia berencana mengadakan istislah untuk mendapatkan hukum politik dan menentukan dukungan terhadap paslon tertentu. Pemilihan pemimpin, menurut KH. Mujib, harus dilihat dari sisi kejujuran, kebijakan, dakwah, dan integritas. Namun, ia menegaskan bahwa penilaian ini bersifat subjektif dan tidak bisa dipaksakan.

Mengenai politik identitas, KH. Mujib mencatat bahwa meskipun pemerintah menghimbau untuk menghindari politik identitas, hal tersebut tidak efektif karena Indonesia adalah negara beragama. Setiap kelompok agama memiliki cara tersendiri untuk memenangkan hati rakyat dalam menentukan pilihan politik.

"Namanya juga pesta, pesta demokrasi itu kan heppy. Jangan ada hasut, dengki, fitnah, saling serang, dan perang di dunia maya atau pun di dunia nyata. Jangan!" tambah KH. Mujib Khudori.

KH. Mujib memberikan contoh pendekatan yang diambil oleh Nahdlatul Ulama (NU). Meski secara organisasi NU tidak mendukung salah satu paslon, namun memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk memilih calon presiden dan wakil presiden sesuai dengan pilihan masing-masing.

Dalam pesannya, KH. Mujib Khudori menekankan pentingnya kesatuan ketiga paslon terutama dalam pembangunan, agar tidak ada pembangunan yang mangkrak dan merugikan rakyat. Kompak dan saling mendukung diharapkan dapat menjaga kelangsungan pembangunan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline