Lihat ke Halaman Asli

Menyoal Penggunaan Psikologi Untuk Kepentingan Pemilik Perusahaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13568999331471401403

[caption id="attachment_232375" align="alignnone" width="360" caption="di ambil dari: generalcomics.com"][/caption] Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan hal-hal yang mempengaruhinya. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa selama ada manusia, maka psikologi akan selalu dibutuhkan. Secara umum psikologi berdasarkan penggunaannya dibagi menjadi empat, yaitu: psikologi klinis, psikologi pendidikan dan perkembangan, psikologi social, serta psikologi industri organisasi.

Psikologi industri dan organisasi secara definisi adalah “studi tentang perilaku manusia dalam seting organisasi dan pekerjaan serta penggunaan metode-metode, fakta-fakta, dan prinsip-prinsip psikologi pada individu dan kelompok dalam seting organisasi dan kerja(SIOP, APA Division). Individu dalam pengertian diatas merujuk pada seluruh individu yang menjadi elemen dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan, termasuk pemilik (owner)nya. John Miner (1992) mengemukakan bahwa peran psikologi dalam perusahaan antara lain sebagai mediator dalam hal-hal yang berhubungan dengan proses produksi dan pemeliharaan.

Berdasarkan pengertian di atas, psikolog industri organisasi idealnya menjaga posisinya untuk tetap berada pada posisi tengah, posisi dimana dalam membuat keputusan-keputusan psikologis praktisnya, psikolog industri-organisasi tidak memihak pekerja maupun pemilik perusahaan, menjadi mediator untuk kedua pihak tersebut. Namun dalam kenyataannya selama ini di negeri ini, psikolog industri-organisasi dalam membuat keputusan-keputusan psikologisnya tidak jarang lebih memihak pihak pemilik perusahaan. Keputusan-keputusan psikologis tersebut tidak jarang merugikan pekerja baik dalam hal psikologis maupun dalam hal lainnya.

Dalam sistem pekerjaan sekarang yang sebagian besar menggunakan konsep pemilik modal-pekerja, keberpihakan psikolog industri-organisasi pada pemilik perusahaan memang sulit untuk dihindari. Kedudukan psikolog yang juga merupakan pekerja menjadikan mereka (para psikolog) kurang memiliki power untuk berdiri di tengah. Pertanyaannya adalah apakah penggunaan psikologi – khususnya psikologi industri-organisasi – sebagai sebuah ilmu untuk membantu kepentingan segologan manusia dengan menindas golongan manusia lainnya merupakan hal yang etis?

-Miner, John B., (1992). Industrial-Organizational Psychology. Singapore : McGrawHill

-Yuwono, Ino, Suhariandi, Fendi, Fajrianti, Setiawan Muhammad, Budi, Gressy Septarini, Berlian. 2005. Psikologi Industri & Organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline