Do'a pertama
Pernah suatu waktu, saat sedang mengaji hujan turun dengan derasnya. Pak Kyai memberikan do'a untuk dibaca bersama-sama. Bunyinya 'Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mannashir'.
Anak-anak dengan senangnya membaca wirid itu berulang-ulang sampai hujan yang awalnya lebat berangsur pelan lalu berhenti. Di kesempatan hujan berikutnya juga sama kami diminta baca zikir tersebut.
Dari pengalaman di atas kami mengerti bahwa wirid ini dibaca saat hujan saja bahkan penulis yang saat itu masih kecil memahami itulah do'a ketika hujan turun.
Lambat laun diketahui do'a saat hujan bukan seperti wirid di atas. Arti dari "Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mannashir" pun tidak ada kata hujannya melainkan "Cukuplah Allah bagi kami Allah sebaik-baik wakil, Allah sebaik-baik pelindung, dan Allah sebaik-baik penolong" (zikir tersebut merupakan gabungan dari penggalan ayat di QS Al-Imron:173 dan QS Al-Anfal:40).
Lalu kenapa Pak Kyai dulu meminta kami membaca do'a itu saat hujan deras?
Penulis mencoba memahaminya seperti ini, Hujan lebat adalah metafora. Bagaimana maksudnya? Bagi kebanyakan orang hujan deras adalah kondisi yang kurang mengenakkan. Aktivitas menjadi terbatas kadang membuat cemas bahkan bisa menjadi bencana banjir meluas. Hujan adalah kuasa Tuhan tiada yang bisa menghentikan.
Seorang hamba ketika kondisinya sedang kalut, takut, bahkan akut punya senjata untuk bisa melaluinya. Ya, senjata itu ialah Do'a. Bagi seorang hamba berdo'a adalah bentuk kepasrahan dan kesadaran bahwa dirinya lemah tiada daya. Keangkuhan karena ilmunya, kesombongan karena hartanya, bangga dengan pangkatnya tidak ada guna, Allah lah yang Maha Kuasa.
Biasanya banyak hal yang diminta dalam berdo'a, berupa-rupa cita dipanjatkan agar diwujudkan Tuhan. Namun, do'a Hasbunallah dst tidak ada pinta khusus yang diharapkan. Ketika seorang hamba dalam situasi paling sulit, kondisi yang menghimpit seorang hamba tiada meminta yang rumit.
Nah, di sinilah titik temu maksud dan kiasan penulis. Do'a "Hasbunallah wa ni'mal wakil ni'mal maula wa ni'mannashir" berada di puncak kepasrahan sekaligus keyakinan seorang hamba bahwa Allah lah yang akan menjadi penolong baginya.
Bagaimanapun kondisi yang sedang dihadapi, sesulit apapun situasi seorang hamba tak perlu merinci apa yang perlu diingini, Allah lah sebaik-baik penolong dan selalu di hati.