Halo teman-teman semua... pada kesempatan kali ini saya akan membagikan pengalaman saya dalam mengakses media sosial. Pertama kali saya mengenal media sosial pada saat kelas empat Sekolah Dasar, saat itu saya dikenalkan oleh ayah saya dengan yang namanya email. Saat itu saya hanya menggunakan email sebagai media untuk mengirimkan tugas sekolah saja. Kemudian seiring bertambahnya usia, tepatnya saat kelas satu SMP, saya mulai dikenalkan dengan media sosial yang bernama twitter. Bagi saya, twitter merupakan media curhat yang mengasyikan menggantikan buku diary. Karena kalau buku diary kita harus menuliskan panjang lebar untuk mengisi selembar kertas yang diameternya sangat luas. Tetapi kalau twitter, saya hanya perlu menceritakan suatu kejadian yang menurut saya menarik untuk diceritakan. Di twitter juga kita bisa mendapatkan quotes-quotes menarik untuk diikuti dan di retweet agar seluruh pengikut twitter kita dapat membaca quotes tersebut sebagai bahan motivasi diri. Kemudian beranjak SMA saya mulai mengenal yang namanya BBM atau yang biasa disebut BlackBerry Messenger. Sebuah platform jejaring sosial yang dikeluakan oleh BlackBerry yang saat itu sudah tersedia layanannya di handphone android. Cara menggunakan BBM yaitu tidak menambahkan nomor handphone apabila ingin menambahkan kontak teman baru, tetapi menggunakan nomor pin yang terdiri dari huruf dan angka. Kita juga dapat membuat status menggunakan BBM.
Kemudian kelas dua SMA saya mulai menggunakan media sosial yang disebut instagram, saya memang dikatakan terlambat untuk membuat akun instagram karena teman-teman saya sudah terlebih dahulu menggunakan instagram. Saya sebelumnya belum tertarik menggunakan instagram karena saya tidak terbiasa mengunggah foto saya untuk diperlihatkan kepada masyarakat umum. Tetapi karena tuntutan zaman, banyak informasi yang didapatkan temn-teman saya dari instagram, hati saya jadi tergugah untuk membuat instagram supaya tidak tertinggal informasi yang dibagikan oleh teman-teman. Setelah mempunyai akun instagram, postingan foto saya juga hanya berjumlah enam foto..hehehe..tak heran memang karena saya tidak terlalu suka memamerkan foto saya di ranah umum. Tetapi dengan instagram, saya jadi lebih banyak memiliki teman baru. Terkadang ada pengguna instagram seumuran saya memfollow saya untuk mengajak berkenalan. Kemudian seiring berjalannya waktu, di instagram saya sering melihat foto-foto user yang memamerkan barang branded kesukaannya. Itu yang membuat saya terkadang membandingkan kehidupan saya dengan kehidupan user tersebut. Kalau mood saya sedang bagus, foto itu saya anggap sebagai hiburan saja dan motivasi supaya bisa sesukses user tersebut, tetapi saat mood saya sedang jelek, saya justru membandingkan kehidupan saya yang tidak seberuntug orang yang ada difoto tersebut. Jadi meurut saya penggunaan instagram ada kelebihan dan kekurangannya.
Kemudian saat saya beranjak kuliah sampai saat ini, saya mulai memanfaatkan instagram sebagai media jual beli bagi saya. Karena sejak beberapa bulan yang lalu, saya mulai melakukan kegiatan berjualan dengan media instagram yang ternyata cukup efektif. Dengan memenfaatkan fitur instagram yang dikenal dengan istilah insta story, saya mulai mempromosikan produk saya. Ada yang tau kira-kira produk apa yang saya jual??? Yak benar sekali.. saya menjual produk pakaian muslim seperti gamis, jilbab, dan juga rok plisket. Kemudian dari instagram, saya merambah ke dunia whatsapp sebagai media saya untuk berjualan yang Alhamdulillah sangat efektif juga. Setelah dari dunia per whatsapp-an, saya merambah ke dunia telegram. Fungsi telegram sama dengan whatsapp. Bedanya jika whatapp terdapat fitur unggah story seperti halnya instagram, telegram tidak. Telegram hanya mengandalkan pesan broadcast dan grup chat. Untuk menambah jaringan pembeli, saya masuk ke dalam grup telegram khusus jual beli.
Dari pengalaman tersebut, saya belajar banyak bahwa penggunaan media sosial memiliki beberapa potensi positif untuk saat ini hingga masa depan, diantaranya yaitu meningkatkan keuntungan dari penjualan produk, meningkatkan kredibilitas perusahaan, dan dapat menjalin kerjasama bisnis secara luas. Selain itu suatu studi di Korea oleh Khan GF, et al (2013) mengenai risiko vs keuntungan (risk vs benefit) dari media sosial menjelaskan bahwa faktor keuntungan bermedia sosial berupa konektivitas sosial, keterlibatan sosial, update informasi dan hiburan. Studi ini menyimpulkan bahwa efek keuntungan atau benefit dirasakan oleh pengguna lebih besar dibanding risikonya. Tetapi dibalik itu semua, terdapat juga kekurangannya, antara lain yang pertama peluang untuk memperkenalkan produk palsu. Semakin mudah akses dan fitur yang disediakan, juga dapat menimbulkan resiko kejahatan yang besar pula. Setiap orang memiliki kesempatan untuk menawarkan dan memperkenalkan produk secara bebas melalui media sosial. Kedua, penyebaran berita palsu atau hoax. Ketiga, timbul persaingan yang tidak sehat. Semakin banyak produk yang berada di medsos, semakin besar pula persaingan yang terjadi antar kompetitor bisnis dan dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat pula. Hal tersebut berpotensi terjadi, karena setiap orang secara bebas dapat memberikan komentar dan dapat menimbulkan ujaran yang mengarah pada ancaman, serta pembohongan publik. Keempat adalah cyber bullying atau cyber hate. Cyber-bullying adalah suatu bentuk bullying yang terjadi online, melalui media sosial, gaming atau ruang ngobrol (chat room). Berbeda dengan bullying tradisional, karena Cyber-bullying terjadi 24 jam/ hari, 7 hari/ minggu, dan mencapai korbannya dimanapun dia berada termasuk di rumah. Contohnya seperti pelecehan, pencurian identitas, dan fitnah. (Sumber referensi: Anwar,F. 2017. Perubahan dan Permasalahan Media Sosial. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni. 1(1): 137-144)
Dari beberapa kekurangan bermedia sosial tersebut, kita masih dapat memperbaiki serta menghindari hal-hal tersebut supaya tidak terjadi dan iklim media sosial Indonesia menjadi lebih sehat, yaitu dengan memanfaatkan sosial media secara bijak. Karena yang dapat mengontrol media sosial hanya dari individu itu sendiri, tidak dari orang lain. Pemanfaatan media sosial secara bijak ditunjukan melalui upload-an foto dan rutinitas pribadi secara wajar, Pikirkan mengenai konsekuensi sebelum mengunggah sesuatu ke dalam media sosial, gunakan kata-kata sopan dalam komunikasi antar sesama individu pada situs jejaring sosial, hindari penyebaran SARA dan pornografi, jika menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto, video atau sejenisnya milik orang lain alangkah baiknya sumber informasi tersebut dicantumkan sebagai bentuk penghargaan hasil karya orang lain, baca berita secara keseluruhan dan jangan hanya menilai dari judulnya agar terhindar dari hoax, serta berhenti menyebarkan berita hoax.
Perubahan sosial budaya adalah suatu struktur sosial dan pola budaya dalam masyarakat yang mengalami perubahan akibat sifat dasar manusia yang selalu menginginkan perubahan. Perubahan sosial budaya yang disebabkan media sosial dapat bersifat positif maupun negatif. Perubahan yang bersifat positif dapat mempermudah komunikasi antar budaya, pertukaran pengetahuan, dan mempermudah transaksi bisnis. Perubahan yang bersifat negatif salah satunya adalah geger budaya (culture shock). Geger budaya terjadi akibat informasi yang diperoleh dari media sosial ditelan bulat-bulat, diyakini kebenarannya dan diterapkan dalam kehidupan keseharian, walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan budaya sekitar. Hal ini dapat menyebabkan perubahan nilai, norma, maupun aturan dalam berkomunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H