Lihat ke Halaman Asli

kharida adibah

Seorang Pembelajar

Jogjakarta Communication Conference Kembali Digelar Secara Virtual

Diperbarui: 23 Maret 2021   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Jogjakarta Communication Conference

Salah satu Konferensi Ilmu Komunikasi, yaitu Jogjakarta Communication Conference (JCC) kembali digelar pada hari Kamis dan Jum’at (18-19/03/2021). JCC merupakan hasil kolaborasi Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang didukung oleh Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi PTM Aisyiyah. JCC kali ini mengangkat tema tentang “Komunikasi Pasca Pandemi”. Jogjakarta Communication Conference diselenggarakan secara virtual dengan mengundang beberapa pembicara dari berbagai benua seperti China, Afrika Selatan, Belanda, Slovakia, dan Indonesia. Terdapat dua Pembicara perwakilan dari Indonesia, salah satunya yaitu Prof.Dr.phil.Hermin Indah Wahyuni, M.Si. dari  Departemen Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Prof.Dr.phil.Hermin Indah Wahyuni, M.Si.  adalah direktur pusat studi sosial Asia Tenggara UGM. Dia menerima dana dukungan untuk sarjana media untuk menghadiri pertemuan kongres pendidikan jurnalisme dunia keempat di auckland University of Technology Asia New Zealand Foundation pada tahun 2016. Pernah menerima beasiswa doktoral dari program pertukaran pelajar Jerman 2002-2006. Minat penelitiannya adalah regulasi kebijakan media dan komunikasi serta metodologi komunikasi masalah penyiaran komunikasi politik.

Topik yang dibahas oleh Beliau cukup menarik, yaitu tentang “Komunikasi sebagai Energi Bagi Masyarakat yang Adaptif”. Pada masa pandemi, masyarakat justru beradaptasi dengan situasi baru dimana masyarakat menghadapi masa depan yang tidak pasti, merasa Tidak ada "jalan kembali", cenderung memastikan semuanya berjalan dengan baik bahkan dalam kondisi pandemic dan berikeinginan untuk mengembangkan sistem sosial yang berinteraksi secara adaptif dengan tuntutan perubahan selama pandemi berkepanjangan.

Lalu bagaimana cara masyarakat bertahan hidup?  Yaitu dengan cara beradaptasi dan berubah. Semua sistem dalam masyarakat didorong untuk terus bergerak berubah, beradaptasi dengan situasi dan tantangan baru seiring dengan pandemi. Proses perubahan sistem sosial dalam masyarakat perlu terus didorong melalui proses komunikasi yang transformatif. Komunikasi adaptif dan transformatif diharapkan dapat mewujudkan rasionalitas dalam masyarakat.

Dikatakan bahwa Komunikasi sebagai dasar sistem sosial “Masyarakat adalah komunikasi” dalam teori sistem niklas luhmann 1927-1998. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Komunikasi adalah unit terkecil dalam sistem sosial yang ada dan menghubungkan antar manusia. Hanya komunikasi yang dapat memengaruhi, merusak, mengontrol, dan memperbaiki sistem sosial masyarakat. Komunikasi sebagai pendorong perubahan sistem adaptif dalam berbagai aspek, diantaranya aspek Politik (diterapkan dengan optimalisasi sistem politik berbasis teknologi), Pendidikan (diterapkan dengan penyiapan sistem yang lebih berkeadilan dengan kondisi pandemi), Kesehatan (dengan perilaku masyarakat yang benar secara klinis), serta Ekonomi (dengan perlindungan pekerjaan dan penyelamatan pekerja yang terkena dampak).

Peran ideal media selama pandemi adalah sebagai pemerhati masyarakat. Media harus menjaga logikanya dalam menghadapi masa-masa krisis dan mendampingi masyarakat untuk keluar dari masa-masa sulit. Seringkali komunikasi publik di wilayah masyarakat yang terfragmentasi menemukan masalah pada presentasi strategi oleh pihak-pihak yang bersuka ria tanpa database yang kuat. Maka dari itu, dalam membahas opsi upaya intervensi untuk mengurangi penyebaran virus masyarakat perlu diajak memahami apa yang sedang dihadapi. 

Kegagalan sistem komunikasi ditandai dengan dominasi sistem internal tertentu dalam merespon permasalahan. Dalam konteks pandemi, komunikasi muncul dari banyak sisi, diantaranya Mikro (mengubah komunikasi interpersonal), Mezzo (tantangan komunikasi kelembagaan merespons dengan tepat apa yang terjadi di lingkungan yang tidak jelas), dan Makro (tantangan membangun sistem jaringan komunikasi pandemi yang handal).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline