Lihat ke Halaman Asli

Tak Ada Jarak (Bersetubuh dalam Doa)

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13991352461141673100

Seberapa dekat jarak Anda dengan orang – orang yang Anda cintai sekarang? Dekat? Sangat dekat? Atau jauh? Aku punya teman perempuan yang masih berusia 20 tahun, dia bilang begini “Terlalu dekat kita meletakkan telapak tangan di depan mata, sehingga kita tidak tahu jumlah jari kita ada lima. Butuh jarak untuk mengetahuinya. Dan jarak itu seharga kegagalan”, Sangar tho? Hehehehe …

Hidup ini memeristiwai untuk mengenal. Jalannya adalah mengetahui – melihat – merasakan – mengalami/memeristiwai. Mungkin temanku itu masih belum mampu merasakan bahwa jarinya ada 5, sehingga ia harus melihat. Sedangkan hidup ini tak selalu untuk yang nampak. Banyak hal – hal ghaib (tidak nampak) yang berseliweran melintas di sekitar kita. Dan yang nampak (nyata) sejatinya adalah fana. Yang nampak nyata adalah ilusi. Badanmu bukan kamu, kawan. Dan jarak yang kita lihat hanyalah sebatas fakta dari salah satu panca indra, mata. Baru satu lhoo.. Baru satu !

Jarak sejatinya masalah rasa. Selama secara fisik nampaknya jauh, tetapi jika rasamu dekat, ia dekat. Jika tidak, jelas tidak. Kita bisa saja berkumpul saat ini dengan (yang katanya) sahabat, tetapi apakah kedekatannya terasa? Real-nya jarak ditentukan oleh doa. Semakin sering saling mendoakan, maka semakin eratlah suatu hubungan. Hubungan suami istri menjadi mentah jika hanya dijalani secara fisik. Rasa, rasa dan rasa. Ini poin utama. Rasa yang menggelegar akan mendorong si perasa untuk terus - menerus menyebut namanya. Ketika diaplikasikan ke dalam doa, semakin membaralah si gelombang. Saling mendoakan artinya saling mengirim sinyal cinta yang sama besar dan kuat, sehingga mereka bersetubuh di alam yang tidak bisa dinalarkan. Tak heran jika ada manusia yang bertemu Rasul dan para sahabat karena ia sering bertawassul (mendoakan). Jadi, seberapa dekat dirimu dengan yang kau cintai sekarang?

[caption id="attachment_305917" align="alignnone" width="640" caption="Dok. Pribadi"][/caption]

Tak perlulah kita menangis berhari - hari karena ditinggal pergi oleh sang kekasih. Tumpahkan segala rindu pada doa. Aku sering sekali ditinggal dan meninggalkan. Cerita terakhir beberapa saat yang lalu ketika aku akan meninggalkan seseorang, aku bilang “Kamu gak hidup di masa lalu aku. Kamu ada sama aku. Sekarang.” Ya. Dengan berdoa, artinya menghidupkan mereka di dalam diri kita. Mereka yang pergi tidak berarti meninggalkan. Cukup sekian.

Tulisan lainnya :


Jodoh Bukan dicari Tetapi ditemukan

Jadilan Pribadi yang Sombong dan Tidak Angkuh
Love is Feeling and Relationship is Commitment
Cinta




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline