Serangan teroris ISIS menjadi kejadian memilukan terjadi di Irak pada tahun 2016. Serangan tersebut terjadi secara cepat sehingga menghilangkan nyawa orang-orang yang tidak bersalah.
Militan ISIS bermodalkan senjata dan insiden tersebut terjadi di daerah terpencil dekat perbatasan Irak-Suriah, tempat para pejuang ISIS melancarkan serangan mendadak ke pos terdepan militer Irak. Di tengah-tengah terorisme ISIS, para tentara Irak mencoba melawan mereka dengan berani dan tetap waspada.
Begitu banyak korban tidak bersalah yang terkena tembakan dari militan ISIS akibat serangan yang dilandaskan oleh kekejaman dan ideologi mereka sendiri. Hal ini membuat para warga menjadi korban penembakan ISIS.
Di tengah kekacauan akibat tembakan dan ledakan, ada perjuangan sengit untuk bertahan hidup dengan tentara Irak dengan berani mempertahankan posisi mereka melawan rintangan yang sangat besar.
Ketika baku tembak berlanjut, serangan udara koalisi dikerahkan untuk memberikan dukungan kepada pasukan Irak yang berperang. Setelah berjam-jam pertempuran sengit, para penyerang ISIS berhasil dihalau. Sehingga para warga dapat berkumpul kembali dengan aman dan menilai dampak konfrontasi tersebut.
Cobaan berat ini menjadi pengingat akan ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh ISIS dan pengorbanan yang dilakukan oleh mereka yang berada di garis depan konflik. Terlepas dari risikonya, jurnalis seperti reporter CNN terus berani menghadapi bahaya untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia tentang realitas perang dan terorisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H