Tidur merupakan sebuah aktivitas tidak sadar yang tidak luput dari keseharian manusia. Oleh karena itu, bisa dikatakan tidur merupakan sebuah rutinitas wajib yang dibutuhkan oleh manusia. Setelah melakukan aktivitas seharian yang membuat lelah, tidak jarang seseorang untuk memilih tidur untuk recharge energi yang dimiliki.
Tidur merupakan sebuah bentuk istirahat fungsi tubuh dan pikiran seseorang. Menurut Kemenkes RI, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sekitar 7-8 jam.
Sebagai sebuah bentuk rutinitas manusia, tidur memiliki pola dalam keberlangsungannya. Pola ini bisa disebut dengan 'pola tidur'. Pola tidur merupakan model, bentuk, atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan mencakup jadwal tidur dan bangun, durasi tidur dalam sehari, dan mempertahankan kondisi tidur, serta kepuasan tidur.
Dalam penerapannya, tidak mudah bagi seorang mahasiswa untuk memiliki pola tidur yang teratur. Pola tidur yang dimiliki tergantung pada aktivitas dan rutinitas yang dilakukan dalam sehari. Padatnya jadwal kuliah, organisasi, dan tugas tambahan lainnya membuat jam tidur yang dimiliki mahasiswa akan berkurang. Hampir Sebagian besar mahasiswa memiliki durasi tidur kurang dari 8 jam dan harus bangun on time untuk memulai aktivitas di hari berikutnya.
Menurut PSQI (Pittsburgh Sleep Quality Index), sekitar 60% mahasiswa mempunyai kualitas tidur yang buruk.
Faktanya, mahasiswa tidur di atas jam 9 malam karena mengerjakan suatu aktivitas tertentu, entah yang berkaitan dengan tugas kuliah maupun organisasi atau sekedar berselancar di sosial media hingga larut malam. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap kesehatan tubuh karena durasi tidur yang dimiliki kurang dari kebutuhan, sehingga akan berdampak terhadap buruknya pola tidur yang dimiliki.
Dalam sebuah penelitian, kualitas dan durasi tidur yang buruk pada malam hari mengakibatkan berkurangnya fungsi tubuh dalam melakukan aktivitas di siang hari. Sekitar 31% dari seluruh mahasiswa menderita kelelahan di pagi hari. Pola tidur buruk yang dimiliki mahasiswa secara signifikan berkaitan dengan nilai IPK yang lebih rendah, terhambat pada proses pembelajaran, penurunan kinerja, dan melemahnya keberhasilan akademik.
Sebagai seorang mahasiswa, sudah sebaiknya untuk bijak dalam menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat. Daripada melakukan kegiatan yang kurang atau bahkan tidak bermanfaat, lebih baik pergunakan waktu yang ada setelah beraktivitas inti untuk tidur sebagai bentuk istirahat, sehingga kebutuhan tidur 7-8 jam akan terpenuhi sebagai bentuk investasi kesehatan mahasiswa.
Untuk dapat menerapkan pola tidur yang baik, bisa diambil contoh dari pola tidur yang dimiliki oleh salah satu tokoh penulis Jepang, Haruki Murakami. Pada awalnya, Murakami menulis hingga pukul empat pagi, namun dia merasa aktivitas yang dilakukan ini kurang efektif dan memiliki dampak buruk terhadap kesehatannya.
Sehingga Murakami mengubah waktu tidurnya, dia mulai tidur pada jam 9 malam dan bangun pada pukul empat pagi. Kemudian, dilanjutkan dengan aktivitas menulisnya selama kurang lebih 5-6 jam dan dilanjutkan aktivitas bermanfaat lainnya. Pola tidur yang diterapkan Murakami ini awalnya tidak langsung mudah diterapkannya, butuh waktu setidaknya 6 bulan hingga terbentuknya pola tidur yang baik versi dirinya.
Dari Murakami ini, kita dapat belajar bahwa lebih baik tidur lebih awal dan bangun lebih awal daripada beraktivitas sampai larut hingga mengganggu jam tidur.