Tunununut … tunununut …
Tanganku terulur keluar dari selimut tebal guna mematikan jam beker yang berdering semangat pagi ini.
05.00 KST
Mataku yang masih enggan terbuka aku paksa untuk terjaga demi menjalankan kewajibanku terhadap Tuhanku. Aku bangkit, menyibak selimut dan mengumpulkan nyawaku yang sebenarnya masih enggan untuk berkumpul.
“Ja … bangun, udah subuh, nih!”
Aku bangunkan teman seperjuanganku ini. Berkali-kali kuguncang badannya, tapi sepertinya belum berhasil.
“Ya Allah, Ja … cepet, ih, nanti telat.”
Oke, sepertinya suara serak yang aku paksakan pun tidak mencapai alam bawah sadarnya.
“AZA BANGUN! JANGAN JADI KOALA, JANGAN MALES. AYO SALAT!”
“Astaghfirullah, sakit Acha! Pelan-pelan aja kali!” seru Aza setelah lompat dari tidurnya.
Aku terkekeh melihat bagaimana terkejutnya orang satu ini. Aku turun dari ranjang dan mulai melipat selimut.