Lihat ke Halaman Asli

Khansa Hanina

Teknologi Pangan Universitas Al-Azhar Indonesia

Permen Keras (Hard Candy) Probiotik dan Ekstrak Sayuran/Buah sebagai Alternatif Pemenuhan Gizi untuk Anak yang Tidak Menyukai Sayur dan Buah

Diperbarui: 31 Januari 2025   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Permen keras merupakan salah satu jenis makanan ringan yang digemari oleh anak-anak dan remaja karena memiliki rasa manisnya dan teksturnya yang dapat dikemut dalam waktu lama. Namun, kebanyakan permen keras yang beredar di pasaran hanya mengandung gula dan perasa buatan tanpa manfaat kesehatan tambahan. Anak-anak sering kali enggan mengonsumsi buah dan sayur, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa 95,5% penduduk Indonesia berusia diatas 5 tahun kurang mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran. Terkhusus untuk anak usia 6-9 tahun, persentase yang tidak memenuhi asupan sayur dan buah mencapai 96,9% (Sari dan Rovendra., 2023), padahal kedua jenis makanan ini merupakan sumber utama vitamin, serat dan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Pernyataan lain pun diperkuat oleh adanya data terbaru mengenai konsumsi buah dan sayur pada anak-anak Indonesia masih terbatas. Namun, berdasarkan Survei  Kesehatan Indonesia tahun 2023, lebih dari 96% masyarakat Indonesia, termasuk anak-anak masing kurang dalam mengkonsumsi sayur dan buah (badanpangan.go.id). Kondisi ini menunjukkan harus adanya solusi inovatif yang dapat ditawarkan adalah pengembangan permen keras probiotik yang difortifikasi dengan vitamin dan mineral. Produk ini diharapakan menjadi alternatif yang menarik bagi anak-anak, sehingga dapat memenuhi gizi mereka. 

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang dikonsumsi dalam jumlah yang tepat dapat memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya, terutama menjaga keseimbangan mikroflora usus dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Penambahan probiotik dalam permen keras dapat membantu meningkatkan kesehatan saluran pencernaan anak-anak. Berdasarkan penelitian “Kamil et al., 2023”menyatakan bahwa konsumsi probiotik dapat meningkatkan jumlah phylum firmicutes, yang memiliki peran dalam  produksi asam lemak rantai pendek seperti butirat yang penting untuk kesehatan usus (Kamil et al., 2023).

Pengembangan permen keras probiotik yang diperkaya akan nutrisi sayur dan buah dapat menjadi salah satu pendekatan inovatif yang efektif untuk meningkatkan asupan gizi pada anak-anak. Penelitian olrh “Pratiwi et al., 2019” mengembangkan permen keras dengan penambahan wortel dan lemon yang memiliki kandungan vitamin A dan vitamin C. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permen keras dengan kombinasi sukrosa dan glukosa yang tepat serta menggunakan waktu pemasakan yang optimak dapat menghasilkan produk permen keras dengan kadar air, kadar abu, gula reduksi, vitamin C, dan beta-karoten yang sesuai dengan standar dan disukai oleh panelis (Pratiwi et al., 2019)

Pengembangan permen keras probiotik dan ekstrak sayuran atau buah ini dapat menjadi salah satu inovasi yang menjanjikan sebagai alternatif pangan fungsional yang baik untuk anak-anak yang tidak menyukai buah dan sayur. Dengan menggunakan formulasi yang tepat, permen  keras dapat menjadi sumber probiotik dan nutrisi penting yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, serta dapat mengurangi data kesehatan dampak stunting ataupun penyakit lainnya jika kekurangan dalam konsumsi vitamin, mineral, maupun serat.

Referensi :

https://badanpangan.go.id/blog/post/gugah-kesadaran-masyarakat-pentingnya-sayur-dan-buah-demi-capai-pola-makan-bergizi-seimbang?utm_source=chatgpt.com

Kamil, R., Lestari, L. A., Pratiwi, D., & Sundjaya, T. (2022). Efek intervensi permen probiotik Lactobacillus plantarum Dad-13 terhadap kualitas feses dan komposisi mikrobia usus balita gizi kurang. Amerta Nutrition, 6(4), 1-10.

Pratiwi. F, Kusumaningrum. I, Amalia. L. 2019. Karakteristik Permen Keras (Hard Candy) Wortel dan Lemon. Jurnal Agroindustri Halal. 5(2): 228-237.

Sari. N dan  Rovendra. E. 2023. Fenomena Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak Usia 6-9 Tahun. Jurnal Ilmiah: J-HESTECH. 6(2): 145-148.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline