Lihat ke Halaman Asli

Analisis Wacana Tekstual dan Kontekstual, Berikut Penjelasannya!

Diperbarui: 5 Juni 2024   11:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wacana merupakan sebuah hasil pemroduksian bahasa yang berasal dari pengguna bahasa. Wacana juga bisa disebut sebagai bagian dari suatu komunikasi kebahasaan. Van Dijk (dalam Ratnaningsih (2019:13) menyatakan mengenai beberapa karakteristik yang dimiliki oleh wacana, yakni wacana sebagai suatu interaksi sosial, wacana sebagai kekuasaan dan dominasi, wacana sebagai komunikasi, wacana sebagai situasi kontekstual, wacana sebagai semiotik sosial, wacana sebagai bahasa murni serta wacana sebagai pembentuk lapisan dan kompleksitas. Wacana dapat dibagi menjadi dua yaitu wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan meliputi pidato, siaran berita dan lainnya. Sedangkan wacana tulisan meliputi novel, surat, dokumen tertulis, koran dan majalah.

 Suatu pengkajian analisis wacana melakukan pengkajian bahasa berdasarkan teks dan konteks yang melingkupinya. Kajian ini dapat digunakan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian. Analisis wacana merupakan kegiatan analisis bahasa dalam penggunaan yang sebenarnya untuk memahami tujuan penggunaan bahasa serta memahaminya secara tepat dan sesuai sasaran. Analisis wacana memberikan identifikasi mengenai penggunaan bahasa yang dapat mempengaruhi pemikiran, sikap dan perilaku bagi masyarakat luas.

Analisis wacana dapat menghasilkan pemahaman makna secara mendalam apabila fokus pada suatu naskah secara tekstual maupun kontekstual (Polanda & Nurbaiti, 2020). Kajian analisis wacana memiliki beberapa tujuan yang salah satunya untuk mengetahui bahasa yang dilihat dari aspek tekstual dan kontekstual, baik komunikasi berupa lisan dan percakapan maupun komunikasi berupa tulisan.

Analisis wacana tekstual merupakan kajian analisis wacana yang mengulas mengenai hal-hal internal yang ada pada teks yang dilihat dari segi kohesi (bentuk) dan koherensi (makna). Tekstual dibentuk dari unsur-unsur bahasa, baik teks secara lisan maupun teks secara tertulis yang mengacu dan diacu terdapat keterjalinan hubungan makna yang ada pada internal teks. Kajian analisis wacana tekstual terbagi menjadi dua aspek, yakni aspek gramatikal dan aspek leksikal. Aspek gramatikal terdiri dari beberapa bentuk yaitu, referensi (pengacuan), subsitusi (penyulihan), elipsis (pelesapan), dan perangkaian. Sedangkan, aspek leksikal dalam analisis tekstual meliputi repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), dan ekuivalensi (kesepadanan).

Analisis wacana kontekstual bermakna terikat dengan konteks yang dapat dianggap sebagai latar atau alasan terjadinya suatu komunikasi. Analisis wacana kontekstual terbagi menjadi dua bentuk yakni konteks bahasa atau internal wacana dan konteks luar bahasa yang disebut dengan konteks situasi, konteks budaya atau konteks eksternal wacana. Konteks wacana merupakan aspek internal wacana dan segala sesuatu hal yang secara eksternal melingkupi sebuah wacana. Konteks wacana dapat dibedakan menjadi konteks bahasa dan konteks luar bahasa. Konteks luar bahasa disebut dengan konteks situasi dan konteks budaya. Pemahaman mengenai konteks situasi dan budaya dalam wacana dapat dilakukan dengan berbagai prinsip penafsiran dan prinsip analogi. Prinsip penafsiran memuat diantaranya prinsip penafsiran personal, prinsip penafsiran lokasional, prinsip penafsiran temporal, dan prinsip analogi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline