Lihat ke Halaman Asli

Bagi Orangtua, Ajaklah Anak Berinteraksi dan Kenali Tahapan Perkembangan Bahasanya

Diperbarui: 21 Maret 2019   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Penggunaan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya (Wardhana, 2013). Sehingga jika seorang anak sudah bisa berbicara dengan lancar merupakan sebuah prestasi paling hebat dan menakjuban yang sudah dicapai oleh seseorang. Karena pada dasarnya  Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk bahasa. Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal yaitu dengan tulisan, bacaan, dan tanda atau simbol. Penggunaan bahasa memerlukan proses sesuai dengan tahap-tahap usianya. Agar perkembangan bahasa anak berlangsung dengan baik sebagai orang tua dan pendidik kita harus menstimulusnya dengan sering berinteraksi dengan anak-anak tersebut.

Pengembangan bahasa memungkinkan anak belajar memahami dan mengontrol diri sendiri. Ketika anak belajar berbicara, secara tidak disengaja mereka mengembangkan pengetahuan tentang sistem fonologi, sintaksis, semantik dan sistem pragmatik (Tompkins, 1991 Jalongo, 1992:12). Pengetahuan tersebut, Ellis ( 989:79) menyebutnya sebagai elemen bahasa. Pengetahuan ini, dapat dikembangkan oleh anak dalam kehidupan di lingkungannya, baik di rumah, dalam kehidupan bemain, dan di sekolah (Zubaidah, 2004). Pada tahun 1950-1970-an Noam Chomsky menyebutkan bahwa perkembangan pemerolehan bahasa pada individu pada umumnya menganut pandangan universal atau kesamaan. Pandangan ini berkeyakinan bahwa individu dalam perkembangan penguasaan bahasa terutama dipengaruhi secara kuat oleh kematangan genetikal. Artinya mereka berkeyakinan bahwa kematangan secara genetikal akan sangat menentukan kompetensi berbahasa seseorang. Melalui teorinya yang dikenal dengan Language Acquisition Device (LAD), Noam Chomsky berkeyakinan bahwa faktor bawaan sebagai alat pemperolehan bahasa memungkinkan anak mampu mengkombinasikan kata-kata ke dalam ucapan-ucapan yang memiliki konsistensi gramatikal serta mampu memahami pembicaraan orang lain pada usia dini (Kumara, 2002).

Namun demikian, meskipun anak sejak dilahirkan sudah memiliki kemampuan alamiah berupa LAD tersebut, menurut pandangan Chomsky (dalam Dardjowidjojo, 2000) lingkungan sebenarnya juga berpengaruh untuk menentukan macam bahasa yang akan dikuasai anak, tetapi lingkungan tidak berpengaruh terhadap pemperolehan itu sendiri. Lingkungan hanya akan menyuguhkan masukan yang kemudian menentukan bahasa spesifik mana yang kemudian diperoleh anak. Contohnya saja kalian tahu hansol pemilik akun youtube Korea Reomit, ia adalah seseorang warga kebangsaan korea hanya saja saat ia berusia 2 tahun ia pindah ke indonesia dan tinggal di kota malang. Karena ia tinggal cukup lama di Malang ia bisa berbahasa jawa dengan logat bahasa jawa Malang.

Tahapan-tahapan Perkembangan Kemampuan Berbahasa Seorang Anak  secara umum yaitu sebagai berikut:

  • Reflexsive Vocalization
  • Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.
  • Babling
  • Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.
  • Lalling
  • Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: "ba....ba..., ma..ma...."
  • Echolalia 
  • Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu.
  • True Speech
  • Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa (Kurniati, 2017).

Faktor-Faktor Perkembangan Bahasa

Seperti diketahui bahwa dalam belajar bahasa tidak dapat dilakukan dalam keadaan sepi, tetapi dibutuhkan interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu sebagai orang tua dan orang yang paling dekat dengan anak kita harus lebih sering mengajak anak untuk berinteraksi agar perkembangan bahasanya dapat berkembang dengan baik. Terdapat beberapa hal yang penting dalam perkembangan bahasa yaitu

  • Perubahan Kultural Dan Konteks Sosiokultural Bahasa
  • Kekuatan sosial membuat manusia untuk lebih mengembangkan cara berkomunikasi dengan orang lain. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang diungkapkan Vygotsky dan Brunner bahwa peranan orang dewasa sangat penting untuk membantu perkembangan bahasa anak, terutama orang tua.
  • Dukungan Terhadap Bahasa.
  • Terdapat dukungan sosial dalam perkembangan bahasa anak menurut Trevor (2010) yaitu sebagai berikut.
  • Motherese atau Baby talk yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan bayi, serta dengan kata-kata dan kalimat yang sederhana. Motherese sulit dilakukan tanpa adanya bayi, tetapi motherese mempunyai peranan penting dalam mempermudah perkembangan bahasa anak sejak usia dini.
  • Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara berbeda, mungkin dengan cara mengemukakannya dalam pertanyaan.
  • Echoing yaitu mengulangi apa yang dikatakan kepada kita, terutama jika kata-kata tersebut belum benar.
  • Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang telah anak katakan kepada kita dengan penggunaan bahasa yang lebih baik (Wardhana, 2013).

by Milla Pristianti




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline