Lihat ke Halaman Asli

Hubungan "Self Awareness" dengan Pendidikan Karakter

Diperbarui: 30 Oktober 2018   10:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut flurentin (2001) Ketika hampir semua unit pelaksana pendidikan dan pembelajaran menjalankan visi dan misinya, di lapangan dijumpai beberapa fenomena yang mengindikasikan bahwa generasi penerus atau anak didik  tidak berkarakter. 

Pengalaman belajar di sekolah yang jelas didesign untuk pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dirasa kurang "menyentuh" diri anak didik. Ini terkait dengan pembelajaran sikap dan lebih spesifik lagi dimulai dari hal yang sederhana tetapi sulit dilakukan, yaitu memiliki kesadaran diri (self awareness) yang baik. 

Sebelum membahas lebih jauh kita perlu mengetahui apa itu self awareness, menurut adwater self awareness merupakan persepsi seseorang tentang diri, perasaan,keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.

Masa depan bangsa terletak pada generasi penerusnya. Salah satu aspek yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan karakter sumber daya manusianya melalui pendidikan dan itu bisa di mulai sejak dini. Dalam pengembangan karakter,  sekolah harus bekerjasama dengan keluarga atau orangtua peserta didik. 

Karna jika kedua tidak saling bekerja sama maka hasil yang di peroleh tidak akan maksimal. Dan yang perlu kita takutkan lagi adalah sistem pembelajaran dan penerapan di rumah tidak seimbang misalnya di sekolah anak anak di ajarkan untuk mengemasi mainannya setelah bermain, tapi ketika di rumah orang tidak membiasakan anak untuk mengemasi mainannya sendiri. 

Maka usaha yang sudah di lakukan guru kurang optimal penerapannya ketika dirumah karna orang tua kurang membimbing anak. 

Menurut flurentin (2001)  Orang tua dan sekolah perlu membuat kesepakatan nilai-nilai utama apa yang perlu diterapkan , nilai-nilai kebaikan yang perlu dihayati dan dibiasakan dalam kehidupan peserta didik agar tercipta kehidupan yang harmonis, di sekolah, keluarga dan masyarakat.

Ini terkait dengan pembelajaran sikap dan lebih spesifik lagi dimulai dari hal yang sederhana tetapi sulit dilakukan, yaitu memiliki kesadaran (awareness) yang baik. 

Pembelajaran sikap yang dimaksud adalah pengalaman belajar yang berkenaan dengan bidang sikap, yang mencakup latihan kesadaran diri (self awareness),  pemahaman multikultural, dan penguasaan kecakapan hidup (life skills). 

Pembelajaran sikap sarat dengan kesadaran akan nilai-nilai yang berlaku pada diri dan lingkungan. Dalam hal ini hubungan interpersonal dan intraprsonal berperan penting dalam self awareness anak dilatih untuk memahami dirinya dendiri. 

Selajuntnya dalam pemahaman multikultural anak-anak di latih untuk peka, bersikap empati, menghormati keragaman dan perubahan, serta dapat memahami diri dan lingkungannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline