Lihat ke Halaman Asli

Khansacakai

Khansa Ananda Ismail (KAI)

Muslim Turki Membayangkan Masa Depan dalam Cengkraman Sekularisme

Diperbarui: 5 Oktober 2021   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

(Januari 2006) Sekularisme yang sudah berlangsung 8 dekade di Turki adalah tanda besar yang membuat Turki dianggap telah memasuki masa modern.

Pasang surut kehidupan sekuler di negeri tempat jejak terakhir kekhalifahan Islam itu, telah membawa gelombang kehidupan sosial yang bergulung secara unik. Kini muslim negeri ini menapak kehidupan keislaman yang baru.

Kehidupan baru Turki dimulai saat partai keadilan dan pembangunan atau AKP yang berbasis Islam secara gemilang menenangkan pemilu 3 November 2002.

Recep Tayyib Erdogan(51) tokoh muda Islam Turki, sebagaimana diketahui berhasil membawa partai AKP yang mewakili kekuatan Islam demokratis dan liberal memuncaki pemilu hingga membawanya meraih kursi Perdana Menteri.

Dalam sejarah inilah kemenangan paling gemilang yang diraih Partai Islam Turki setelah Partai Islam Refah, pimpinan Necmettin Erbakan melakukannya pada tahun 1995 yang kemudian dijatuhkan lewat kudeta putih oleh militer pada tahun 1997.

Menurut pengamat, ada 3 faktor utama dibalik kemenangan AKP :

1. Sosok Erdogan yang karismatis dan populis, yang membuatnya dicintai rakyat.

2. Ideologi Islam demokratis dan liberal yang dianut AKP. Ideologi ini berhasil memberi suatu jalan alternatif di tengah pertarungan panjang ideologi Ataturkisme yang menjadi ideologi resmi negara, dengan Islamisme.

Ataturkisme adalah golongan yang mempercayai sekularisme sebagai ideologi bagi masa depan Turki. Golongan ini telah menguasai sendi-sendi kehidupan politik Turki sejak Kemal Ataturk mendeklarasikan Turki Modern tahun 1923.

Sedang Islamisme adalah paham golongan yang ingin membawa Turki kembali ke nilai-nilai Islam sebagaimana sejarah negeri ini yang merupakan pusat kekuasaan Islam dunia lewat Dinasti Utsmaniyah atau Ottoman.

3. Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 2000 lalu. PM Bulent Ecevit yang menjabat sebelumnya dianggap tak memiliki obat mujarab memulihkan krisis yang telah membuat rakyat Turki turun berdemokrasi ke jalan. PM Bulent Ecevit berasal dari Partai Kiri Demokrat(DSP) yang beraliran sekuler.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline