Kota, Kompasiana- Sosialisasi Pencegahan Stunting dilakukan oleh tim KKN Unisnu Jepara kelurahan Ujungbatu pada Ahad (11/2). Kegiatan ini bertempat di rumah pak Edi Santoso selaku ketua RW 4 yang dimulai pukul 09.30 wib dengan dihadiri sekitar 20 ibu - ibu anggota PKK yang memiliki balita.
Materi stunting disampaikan langsung oleh Dwi Vika Erlina Putri sebagai Runner up Duta Genre Kabupaten Jepara 2023. Dalam materinya Vika menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi dimana perkembangan anak yang tidak sesuai dengan kurva yang ditandai dengan berat dan tinggi badan anak yang berbeda dengan anak seusianya.
"Pencegahan stunting pada anak harus dilakukan bahkan sebelum masa kehamilan, dengan melakukan cek laboratorium sebelum pernikahan sebagai langkah awal pencegahan stunting", jelas Vika ketika mengisi materi stunting.
Menurut data yang dikutip dari laman Kementerian Keuangan atau kemenkeu.go.id per Juli 2023, pada tahun 2022 Pemerintah Indonesia menganggarkan dana sebesar 34.15 triliun rupiah dan 30.4 triliun rupiah pada tahun 2023 untuk mengatasi permasalahan stunting. Mengingat dampak yang ditimbulkan sangatlah serius. Beberapa hal seperti terhambatnya perkembangan kognitif dan motorik, terganggunya sistem metabolisme tubuh, serta tidak optimalnya ukuran fisik tubuh. Bahkan menurut data dari Kementerian Kesehatan stunting dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan struktur fungsi saraf dan sel otak secara permanen, menurunnya kapasitas intelektual, menurunkan daya tangkap anak usia sekolah yang berpengaruh pada produktivitas ketika dewasa hingga menyebabkan penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, jantung coroner hingga stroke.
Kemudian dalam Sosialisasi Pencegahan Stunting tersebut terdapat komunikasi yang hidup, beberapa ibu aktif bertanya seperti mengenai bagaimana cara agar terhindar dari stunting, kemudian bagaimana cara mengatasi anak yang sudah terlanjur di diagnosa stunting oleh tenaga kesehatan. Salah satu caranya adalah melengkapi kecukupan kebutuhan gizi pada anak, dan tidak melakukan pernikahan dini karena selain faktor makanan stunting juga bisa disebabkan oleh ketidak siapan seorang ibu.
Di penghujung sesi sosialisasi, Vika tidak lupa memberikan pesan kepada ibu - ibu PKK agar tidak mengijinkan anak - anak mereka untuk tidak melakukan pernikahan dini. " Jadi Bu, selain faktor gizi pada makanan yang dikonsumsi anak, penyebab stunting juga terletak di kesiapan si ibu. Karena ketika hamil ibu akan di ukur lingkar lengan untuk mengetahui apakah ibu ini mengalami resiko KEK (Kurang Energi Kronis) pada ibu hamil yang menjadi resiko bayi BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) sehingga meningkatkan resiko stunting", imbuh Vika. (Han)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H