Lihat ke Halaman Asli

Analisis Tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala-402 dalam Pandangan Manajemen Risiko 31000

Diperbarui: 28 April 2021   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.indozone.id/infografik/JMsllQ5/kasal-penyebab-tenggelamnya-kri-nanggala-402-dikarenakan-faktor-alam

Pada tanggal 21 April 2021 pukul 03:00, Kapal Selam KRI Nanggala-402 dinyatakan hilang kontak. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memperkirakan bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam karena factor alam bukan karena black out, mati listrik dan human error. Ditambah lagi Kapal Selam KRI Nanggala-402 merupakan buatan tahun 1980, yang berarti usianya sekarang sudah 40 tahun, di mana kemampuan selam kapal tersebut tidak lagi sama seperti dulu atau mulai menurun. 

Dari pernyataan diatas, untuk meminimalkan risiko terulangnya kejadian yang sama harus menyiapkan rencana perlakuan risiko yang seperti ada di Manajemen Risiko 31000, rencana perlakuan ini harus mencakup dokumentasi tentang bagaimana opsi yang terpilih akan diimplementasi. Rencana perlakuan ini harus meliputi identifikasi penanggungjawab, jadwal, ukuran kinerja dan proses penelaahan yang harus dijalankan. Seperti perawatan secara rutin pada semua armada kapal selam, dilakukan pengecekan sebelum beroperasinya kapal selam. Karena menurut ISO 31000 Risiko adalah efek ketidakpastian pada tujuan, dan efek adalah penyimpangan positif atau negatif dari apa yang diharapkan (positif atau negatif). Jadi, risiko adalah kemungkinan bahwa akan ada deviasi positif atau negatif dari tujuan yang Anda harapkan untuk mencapai. Sedangkan manajemen risiko adalah aktifitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko.

Selain dengan menyiapkan rencana perlakuan risiko, bisa juga dengan memantau risiko. Pemantauan terus menerus sangat penting untuk meyakinkan bahwa semua armada kapal selam yang akan di operasikan kondisinya baik dan tidak ada kerusakan atau permasalahan di kapal selam tersebut. Hal ini juga meminimalisir terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, bahwa umur dari Kapal Selam KRI Nanggala-402 sendiri sudah terbilang cukup tua. Pada dasarnya masa operasional kapal hanya 25-30 tahun tetapi umur dari Kapal Selam KRI Nanggala-402 ini sudah mencapai 40 tahun. Di mana perawatannya harus lebih rutin dan biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit besar atau bisa menggantinya dengan yang baru untuk mengurangi risiko kerusakan dan kecelakaan saat armada beroperasi.

Namun ada hal yang tidak dapat diprediksi, yaitu factor alam. Tenggelamnya Kapal Selam KRI-Nanggala diduga karena factor alam yaitu factor arus bawah laut. Adapula faktor alam lain arus bawah laut yang memiliki tekanan kuat dan mampu menarik secara vertikal yaitu internal solitary wave.

Dengan adanya manajemen risiko, perusahaan memiliki alat yang dapat membantu manajemen untuk secara sistematik mengidentifikasi kejadian-kejadian apa saja yang dapat menimbulkan risiko terhadap perusahaan, dan mengevaluasi bagaimana dampak serta kemungkinan dari setiap kejadian tersebut. Sehingga manajemen mampu mengembangkan langkah-langkah mengurangi risiko, baik dampak maupun kemungkinan dari setiap kejadian tersebut.

Refrensi:

Buku Manajemen Risiko Pasar Modal ( ISO 31000:2018) EDISI 2 -- Dr. Embun Prowanta

Merdeka

Kontan

Kompasiana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline