Iya, aku masih seperti ini
dalam pedih yang kian mendidih
selalu saja aku berharap selalu ada pelangi
setelah tikaman demi tikaman menggores pertahanan.
kukira aku mampu melampauinya,
nyatanya disetiap prosesnya aku nyaris menyerah
kamu masih menjadi alasannya,
pertemuan itu mengacaukanku kembali
menikam getir yang baru saja kuobati
ia menguak, merobek bagian lara
yang mati-matian aku telan sendirian.