Lihat ke Halaman Asli

Banyak Kompasianer yang Tidak Etis

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh sangat menarik yang diungkapkan oleh Pepih Nugraha di postingan yang berjudul "Tidak Etis, Mengubah Konten Tulisan Sendiri yang Di-HL-kan Kompasiana". Sebab ini erat kaitannya dengan boxlight kompasiana.com, yang bunyinya adalah "Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasiana menjadi tanggung jawab Kompasianer (anggota Kompasiana) yang menayangkannya.Kompasiana tidak bertanggung jawab atas validitas dan akurasi informasi yang ditulis masing-masing kompasianer".

Jadi jika dihubungkan antara judul postingan dari  Pepih Nugraha dan aturan yang dibuat oleh kompasiana.com tidaklah nyambung. Ini berkaitan dengan adanya  aturan atau tidak adanya aturan tentang mengubah konten tulisan, baik itu yang bukan HL atau yang HL.

Marilah sedikit kita buka kamus tentang apa makna 'etika', ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti : 1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), 2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, 3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Dari ketiga kriteria arti yang dimaksud oleh Pepih Nugraha (mungkin) bisa masuk kriteria arti nomor  3), meskipun secara empiris belum dapat diuji kesahihannya. Namun untuk lebih mudah menjelaskan dengan logika yang sederhana, sebab admin kompasiana.com dalam hal itu secara tertulis juga belum mengatur. Ini sementara kita buat konsensus kelaziman saja.

Yang menjadi motivasi saya untuk menulis ini, jika kita mengambil kriteria arti 'etis' nomor 3), maka sungguh miris kenyataan yang kita jumpai di identitas kompasianer. Ada beberapa catatan yang penulis amati diantaranya:


  1. Masih banyaknya kompasianer yang menggunakan nama samaran, artinya tidak menggunakan nama yang sebenarnya.
  2. Masih banyaknya kompasianer yang menggunakan gambar/foto identitas diri tidak asli bahkan menggunakan profil artis terkenal, dai terkenal, dan lainnya.
  3. Masih banyaknya kompasianer yang hanya 'nebeng' lewat (identitas amat tidak jelas) untuk memberikan komentar, dimana kecenderungan komentar yang diposting beraroma negatip.
  4. Masih banyak kompasianer mengutip pernyataan atau mengkopi bahkan artikel di postingannya tanpa menyebutkan sumber aslinya.
  5. Masih banyaknya akun kompasianer yang tidak/belum terverifikasi dengan berbagai sebab. (Catatan: penulis telah melengkapi semua persyaratan yang diminta termasuk fotokopi ktp, namun sampai saat ini belum terverifikasi oleh admin.)


Disadari atau tidak, sebenarnya tulisan Pepih Nugraha sekaligus menohok 'kenakalan-kenakalan' kompasianer yang bertebaran dengan HL-nya atau tanpa HL. Secara tidak langsung sebenarnya admin kompasiana.com juga menumbuhsuburkan serta memupuk para kompasianer yang tidak etis tersebut. Bagaimana tidak? Kompasianer dengan 5 kriteria di atas masih bisa muncul di HL.

Jika memang kompasiana.com ada kemauan untuk menegakkan etika penulisan, hendaknya juga memperhatikan  lima (5) kriteria tindakan 'tidak etis' yangdilakukan oleh para kompasianer.

Semoga tulisan ini menjadi bahan introspeksi bagi kita semua para kompasianer. Mengapa kita harus menyembunyikan kebaikan, jika kebaikan itu diniatkan untuk kebaikan bersama. Identitas anda mencerminkan kepribadian anda. Mengapa kita harus malu untuk menunjukkan jati diri kita sebenarnya jika memang kita berniat baik?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline