Dalam setiap kehidupan manusia, kapitalisme akan terus menusuk jiwa manusia tanpa disadari. Dalam hal ini dikarenakan balutan selimut yang menutupinya sehingga tak semua sadar akan kondisi yang ada seperti ini. Dalam melanggengkan sistemnya, kapitalisme dibantu oleh penguasa dengan segala instrumennya seperti institusi. Institusi merupakan sebuah alat kontrol sosial yang bertujuan untuk membenarkan situasi yang terjadi, sehingga banyak individu tak sadarkan diri hingga bahkan menormalisasi kondisi yang ada.
Misalnya institusi dalam kesehatan yakni seperti pengobatan-pengobatan modern. Sebenarnya tak ada yang salah dengan obatnya, namun yang salah ialah dalam praktik monopolinya. Kesalahan praktiknya ialah bahwa dunia medis tak melihat kondisi sosial yang dihadapi dan lebih banyak atau bahkan selalu menitikberatkan kepada individu itu sendiri. Contohnya seperti buruh yang kerja tanpa waktu istirahat yang cukup sehingga buruh itu jarang makan, pada saat sering mengalami jarang makan maka buruh tersebut sakit lambung, dalam hal tersebut dokter mengatakan buruh tersebut harus makan yang tepat waktu, namun di sisi lain dokter tidak melihat kondisi sosial si buruh itu yang realitanya buruh tersebut tak memiliki waktu istirahat yang cukup bahkan untuk makan saja tak ada waktu.
Lebih lanjut dalam kondisi seperti ini, industri psikiatri sangat dibutuhkan, sebab secara ilmiah dia yang mempunyai wewenang dalam menentukan kondisi mental seseorang. Dari segi ini kapitalisme terlihat menutupi kondisi yang ada dengan selimut tebal, sehingga banyak individu-individu percaya bahwa segala kesalahan berasal dari dirinya. Setelah individu percaya bahwa segala sesuatu salah dari dirinya sendiri, maka hal itu akan membuat dampak individu menjadi individualistis, sebab ia percaya dengan memperbaiki dirinya sendiri ia akan terbebas dari semuanya. Dalam kondisi tersebut nampaknya kondisi sosial tidak terlalu dihiraukan oleh para individu, sebab ia percaya bahwa apa yang psikiater diagnosis kepada dirinya merupakan hal yang tepat dan tidak meleset.
Penyakit mental menyerang siapa saja tak terkecuali para pemuda, baik pemuda yang kerja sampai pemuda yang sedang mengenyam pendidikan. Dalam dunia kerja sendiri, alienasi kerja menjadi faktor utama penyakit mental bagi para pemuda. Dalam kondisi alienasi kerja, kerja merupakan sebuah kegiatan yang terus berulang-ulang tanpa akhir. Jam kerja yang tidak tentu dan kurang memberikan upah yang layak serta istirahat yang tidak cukup maka tak kecil kemungkinan akan menimbulkan kondisi stress, terlebih hierarki sosial yang memaksa mereka untuk berkompetisi. Kondisi seperti ini sudah pasti akan menimbulkan rasa tekanan batin bagi tiap orang yang berkompetitif, sebab ia selalu merasa tak aman dengan apa yang ada. Dengan kondisi tekanan yang berlebih maka penyakit mental menjadi sesuatu yang niscaya. Kapitalisme dalam hal seperti ini merangkul negara dalam pembentukan institusi-institusi kontrol sosial untuk melanggengkan kondisi yang ada. Peranan institusi penting bagi kapitalisme, karena dalam praktiknya institusi mampu menjadi alat dalam perekayasa kondisi sosial yang ada hingga banyak orang menormalisasi kondisi yang ada. Doktrin dari kapitalisme yang digaungkan oleh institusi-institusi bisa berdampak pada dominasi pola pikir kapitalis. Setelah pola pikir kapitalis sudah mendominasi pikiran tiap individu maka kesadaran mengenai kondisi sosial menjadi rendah, sebab doktrin yang masuk sudah membawa para individu untuk menormalisasi kondisi yang ada, sehingga niscaya kondisi ini akan membawa pada kondisi alienasi bagi para manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H