Setiap minggu, hampir setiap hari aku mendengar suara siaran berita yang di pertonton oleh Sukit seorang pemilik rumah. Ketika terdengar suara siaran itu dari langit rumah tanpa berlama-lama aku bergegas menyelinap dari kolong meja, terkadang menengok dari kumpulan sampah bekas keluarga si Sukit makan.
Di layar kotak bercahaya aku melihat sesorang yang ditengah sedang digandeng menuju dalam mobil. Sementara, iklan-iklan berisi dengan gambar yang menyerupai aku setiap ada berita yang menampilkan orang mengenakan baju dan celana panjang bewarna oren yang digandeng masuk ke mobil, setelah di wawancara mengapa justru membawa ras Tikus?, bukan hanya di layar kotak besar becahaya, namun juga di layar bercahaya yang digenggam oleh Sikut dan anak laki-lakinya yang kritis menyerukan anti korupsi.
Iklan-iklan menampilkan keburukan kepada ras tikus-tikus yang harus di basmi, bila perlu di bunuh karena telah mencuri uang yang bukan hak dan miliknya. Aku menjadi tersinggung! Loh... orang ras Tikus tidak pernah mencuri uang.
Informasi-informasi di layar kotak bercahaya itu memberikan informasi jika yang mencuri itu memiliki 5 mobil mewah, 5 rumah mewah dan memiliki istri simpanan. Aku Heran?. Tikus-tikus tidak memiliki dan menyimpan uang, mobil, rumah mewah dan istri simpanan seperti yang diberitakan! Tikus sama manusia jauh berbeda-tulen. Tidak bisa dibantah!.
Tapi mengapa bangsa manusia yang tertangkap mencuri justru hidupnya semakin nikmat?. Sedangkan, Tikus yang hanya mencuri segumpal daging ikan langsung di cari setengah mati sampai tertangkap kemudian di bunuh lalu diberikan kepada kucing. Mengapa?
Malang, 18/08/2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H