Naskah Monolog: KUSTI
Seorang Pemuda dengan penampilan memakai jas hitam, daleman putih dan berdasi dengan mengenakan celana pendek, masuk lewat panggung kanan di iringi dengan music lagu Iwan Fals yang berjudul Tikus-Tikus Kantor, kemudian ia duduk di ranjang kasur.
Dengan setting latar tempat kamar tidur yang berantakan dan di pojok kamar ada sebuah meja yang diatasnya tumpukan buku, di dinding tembok menempel beberapa lukisan abstrak.
"Hampir setiap malam aku diganggu oleh suara tikus-tikus yang berkeliaran diatas kepalaku, bahkan di bawah dipan tidurku, suaranya yang terus berlarian seperti maling yang dikejar-kejar oleh warga sekampung membuat istirahat ku terganggu. Ah,
Pemuda itu membaringkan badannya merasa kelelahan, tapi duduk kembali, kembali berbaring dan akhirnya ketiduran.
Suara tikus-tikus dari atap kamar mulai berdansa, tiba-tiba berhenti, suara itu kembali berdansa.
Pemuda itu mulai merasa terganggu tidurnya, beberapa kali ia berganti posisi tidur, ia menutup telinganya dengan bantal, menyelimuti seluruh badannya dengan selimut, kemudian melepasnya. Ia membentak.
"Bangsat!
Suara Tikus-Tikus berhenti.
"Lanjutkan. Lanjutkan saja dansamu itu, mengapa kau berhenti?. Lanjutkan saja, agar tidurku terganggu. Nikmati saja semua sajian yang kau dapatkan. Biarkan saja aku pingsan atau mati besok saat bekerja cuma gara-gara tidak bisa tidur.