Lihat ke Halaman Asli

Pemikiran Rene-Descartes dalam Metode "Cogito, ergo sum"

Diperbarui: 9 Januari 2024   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rene Descartes ialah seorang filsuf Prancis hidup pada abad ke-17. Ia memulai perjalanannua dengan menyadari suatu ketidakpastian pengetahuannya. Ia memutuskan untuk meragukan segala hal yang mungkin diragukan, dengan membawa pikirannya pada suatu titik yang dimana tidak ada suatu keraguan lagi. Dari titik tersebutlah, lahirlah ungkapan terkenalnya "Cogito, ergo sum" yang berarti "Saya berpikir, maka saya ada" 

Pemikiran Descartes dimulai dengan meragukan segala sesuatu yang tidak dapat dipastikan secara mutlak. Melalui keraguan tersebut, maka Descartes mencapai suatu kepastian yang tak terbantahkan dalam eksistensinya sendiri sebagai entitas yang berpikir. "Cogito, ergo sum" bukan hanya sebuah rumusan filosofis, akan tetapi juga sebagai dasar epistemologi baru yang menempatkan suatu pikiran manusia sebagai titik tolak untuk pengetahuan yang pasti. Bagi Descartes, tubuh adalah sebuah substansi material yang terikat oleh hukum alam, sementara pikiran adalah suatu substansi non-material yang mencakup sebuah kesadaran dan pemikiran. Konsep dualisme tersebut telah menjadi subjek perdebatan yang berkelanjutan. 

Meskipun begitu, pemikiran Descartes juga kontroversial. Banyak dari beberapa kritikus menyoroti bahwa pandangan determistiknya terhadap semesta, mengklaim bahwa pendekatannya mereduksi sebuah alam semesta menjadi mesin mekanis tanpa suatu kebebasan atau kehendak bebas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline