Masjid.
Sebagai bagunan yang di tempati untuk sujud kepada Allah semata maka, masjid di fungsikan sebagai sarana tempat ibadah bagi umat, tentunya sangat penting dalam pembinaan umat islam dalam rangka meneggakkan syariatnya itu pula, banyak sekali didirikan masjid di berbagai daerah atau kampung yang mana menggambarkan adanya keadaan masyarkat tersebut.
Ada cerita yang penulis anggap mewakili keadaan masyarakat kampung itu. "Pada suatu hari sebagaimana biasanya orang-orang pergi kemasjid ada yang berjalan kaki atau mengendari kendaraan roda dua atau mobil roda empat mereka ada terlihat sudah berumur (tua) dan ada juga yang masih muda datang kemasjid, saat itu setelah di kumandangkan iqamah tanda waktu akan segera memulai sholat maka ada kejadian atau insiden yaitu: seorang jamaah masjid terjatuh dan kelihatannya sakit tetapi tiba-tiba ada datang orang kaya terpandang secara sosial mereka meminta supaya waktu sholat di cancel sementara dahulu, sebagai seorang imam atau pemimpin sholat sepertinya terpengaruh oleh ajakan orang tersebut, padahal Imam sudah mau memulai sholat, sehingga terjadilah kekacauan dimana orang ribut, karena menunggu beberapa lama agar orang tua yang sakit itu mendapat bantuan, persoalannya bukan mendapat bantuan orang tua sakit itu tetapi keributan dan menunggu penantian lama dari pada waktu sholat yang sudah di kumandangkan iqamah, hanya karena adanya seseorang yang meminta waktu sholat di batalkan dulu, bukan kah seorang imam itu punya wewenang hak penuh untuk segera melaksanakan sholat dan menyuruh atau memerintahkan salah seorang jamaah untuk menagani orang tua sakit itu. lalu segera melanjutkan sholat.
Itulah kontradiksi yang terjadi, hanya karena adanya seseorang yang dianggap punya keadaan sosial tinggi atau punya strata sosial yang tinggi di daerah, kampung itu sehingga tidaklah menggambarkan adanya kepemimpinan atau wewenang yang penuh otoritas imam sebagaimana contoh sunnah nabi, itulah sedikit gambaran cerita keadaan fungsi dari masjid dimana masjid bisa menggambarkan keadaan masyarakat kampung itu, bisa saja masjid itu di bangun megah, mentereng, sedangkan orang orang di tempat lain juga kelihatanya berlomba lomba membangun masjid maskipun dengan anggaran atau tidak punya biaya, hanya dengan semangat dan tekat untuk dapat memfungsikan masjid sebagai timpat ibadah, maka mereka bergerak untuk mencari dana atau bantuan pembangunan masjid itu, pada hal kedudukan kepemimpinan dikampung atau daerah itu sangat berarti, bukankah fungsi masjid itu tidak hanya sekedar melakukan sholat saja, ada hal yang sangat penting yaitu wibawa kepemimpinan dari orang yang menjadi panutan atau tokoh masyarakat di daerah itu sendiri, sangatlah riskan jika keributan dimasjid dan diluar masjid menjadi hal yang mudah dipertontonkan dan terlihat sebagai kenyataan sosial, sedangkan orang kaya atau punya status sosial tinggi itu tidaklah menjadi panutan dalam pembinaan umat hanya sekedar penyandang dana besar karena dinggap orang kaya saja, padahal mereka hanya mengurus bisnis saja bukan mengurus umat, apa lagi di era demokrasi ini dimana bisa saja masjid dijadikan sarana untuk mempromosikan diri sebagai peserta pemilu atau sebagai sarana sosialisasi program kegiatan yang memerlukan dukungan umat, tetapi itu jangan dijadikan sebagai bentuk partai umat, dengan kegiatan adanya masjid, sayang sekali bila masjid dijadilan ladang lahan kampanye politk untuk merekrut pengikut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H