Lihat ke Halaman Asli

Khalis Tanjung

profil dan akun sama

Kebebasan Sejati

Diperbarui: 14 Desember 2019   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk membebaskan diri kita dari belenggu kemiskinan, kemelaratan, kebodohan, penindasan harus bangkit dengan menghindari kontradiksi adanya perbedaan, bila kita menyaksikan kejadian alam, atau pun proses kejadian manusia jelas tidak ada kontradiksi, justru adalah penyatuan. Manusia di ciptakan dari adanya roh yang di tiupkan oleh yang Maha pencipta sumber dari segala sumber, materi jasad hanya terbentuk secara proses alami dari pembelahan sel, pertemuan sel antara sel jantan dengan sel telur betina adalah hal yang wajar sebagai proses alami, yang bukan berbentuk kontradiksi karena sesuai dengan hukum alam itu sendiri, jasad hidup karena ada roh yang mengisi, roh ini lah yang bisa menghadirkan kontradiksi, manusia pada hakekatnya suci, tetapi dengan ada setan, maka terjadilah kontradiksi itu,

Sejarah manusia tidak boleh hanya dilihat dari segi gerak materi saja, atau cara manusia melakukan aktifitas produktif, aktualisasi materi yang berkaitan dengan kenyataan hidup sehingga ada gerak dari dari tenaga produktif, kesibukan manusia di dalam dunia nyata bila dibandingan dengan kesibukan manusia  dialam lain tidak ada bisa dibandingkan, karena kesibukan memerlukan waktu, dan bila patakon sejarah adalah waktu lampau tentulah waktu akan datang lebih tak terjangkau lagi, kejadian sejarah selayaknya dapat dijelaskan secara nyata, cara-cara berproduksi masyarakat menjadi dasar gerak masyarakat.

Keberadaan manusia merupakan suatu yang sempurna wujud materi dan jiwa rohani, konflik atau percekcokan terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangannya antara harapan dari jiwa dengan materi, sehingga penempatan fungsi dan kedudukan materi jelas dan dapat di rasakan jiwa di situlah tidak terjadi keseimbangan.

Setiap orang secara pribadi adalah pemimpin yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Kepemilikan pribadi sebagai sumber kontradiksi adalah paham Marxisme komonis. Dimana meyakini bahwa kontradiksi material adalah asal mula dari segala sesuatu hubungan sesama manusia jadi masalah, seperti kebutuhan adalah masalah perlu di penuhi. 

Lapar adalah masalah harus makan. Apakah manusia purba bisa dijadikan rujukan sebagai bentuk kebebasan sejati, manusia purba berevolusi dari moyet menjadi homosapiens. Ternyata rujukan dsan khayalan sejarah kemanusian sangat spekulatif mengada-ada dengan keterangan nya yang di perpanjang. Kepemilikan pribadi bukan akar dari penindasan, menghilangkan hubungan cinta karena materi ada juga dari pemikiran otak manusia. 

Memang asal usul kepemilikan kekayaan, jabatan, kedudukan mungkin bersumber dari orang yang tertindas. Tetapi hubungan dan proses  itu ada yang wajar secari alami. Disebabkan oleh tatanan yang berlandaskan dunia meterial kebanyakan manusia bekerja dengan keras dan memakan waktu lama. Manusia bekerja mati matian dan kehilangan kebebasannya serta waktu luang beribadah, dan itupun masih di tekan karena hasil yang diperoleh tak mencukupi. Kebebasan akan terjadi jika titik temu dalam sakarstul-maut tercapai pada manusia.

Pada kenyataanya realitas kebebasan tidak akan muncul sampai jiwa idial sejati terlampaui, yaitu jiwa penghambaan diri pada ilahi tidak ada lagi tekanan untuk memenuhi panggilan itu.

Kesimpulannya.

Kita melakukan aktifitas amal sholeh untuk hidup mengukir peradaban baru, hidup seribu tahun lagi, dan melakukan ibadah sholat seakan akan mau mati besok itulah kebebasan sejati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline