Lihat ke Halaman Asli

Masa Kecil

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13792385001590799825

Sudah dua puluh satu tahun saya hidup di dunia ini. Baik dan buruk kehidupan sudah aku rasakan. Dari mulai sekolah, bergaul, jatuh cinta, lulus, kerja hingga bingung cari universitas kelas malam. Kadang saya bosan dengan saat ini. Bosan memikirkan masalah yang tiap hari datang. Entah itu masalah pekerjaan, orang tua, pacar ataupun isi dompet. Saya ingin kembali ke masa kanak-kanak yang begitu tanpa beban. Rasanya baru kemarin saya dibelikan tas yang berbentuk mobil oleh ibu saya. Dan saya memamerkannya pada teman-teman sekelas. Rasanya baru kemarin saya berlari-lari dengan teman-teman di lapangan sekolah hingga sore. Orang tua kami pun sampai datang mencari. Ah, dan rasanya juga baru kemarin saya bangun pagi sekali hanya untuk menonton rentetan kartun tiap hari Minggu. Apakah Agumon dan Garurumon berhasil berevolusi ke-3 ? Dan rasanya baru kemarin pula saya memamerkan tamagotchi baru kepada teman sebangku saya. Ah, semuanya begitu terasa seperti kemarin saja. Masih adakah koleksi komik detective Conan, Doraemon, kungfu boy yang dulu saya kumpulkan ? Masih adakah koleksi robot Kinoman yang tiap hari menghabiskan uang jajan saya ?

Banyak sekali kejadian yang saya ingat. Semua itu tidak akan pernah bisa habis untuk diulas. Tapi semua akan hilang digerogoti waktu dan lupa. Ketika saya membayangkan masa-masa kecil, saya selalu teringat beberapa teman yang masih saya ingat. Bagaimana keadaan mereka sekarang ? Apakah masih seperti dulu ? Semua orang akan berbeda dari masa kecilnya, saya ingat teman saya dulu yang ingusan dan berponi lurus ke depan. Kini menjadi wanita yang modis dan anggun. Begitu juga dengan saya. Sekarang saya tumbuh dewasa, sepertinya harus siap mencari materi yang cukup untuk calon istri dan anak-anak saya kelak. Itu kata Ibu saya. Semua berubah drastis. Dari masa kanak-kanak yang tak mengenal masalah dan kesulitan. Tidak tau dari mana uang jajan yang diterima, bagaimana kerasnya orangtua membanting tulang demi sekolah. Kini harus siap menggantikan semua keadaan itu. Dulu aku bercita-cita menjadi seorang tentara ataupun polisi. Tapi kondisi dan waktu-lah yang dapat mengarahkan jalan hidup saya. Sekarang saya bekerja sebagai teknisi di salah satu produsen elektronik di Indonesia. Setidaknya tetap semangat untuk apapun yang kita lakukan dan perhitungkan bahwa hal itu menolong sesama. ( Dari pemuda yang sedang merindukan masa kecilnya, dan dari pemuda yang siap dengan semua tantangan hidupnya )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline