Hari-hari waktu semakin terasa singkat. Waktu yang berjalan seakan hanya berjalan dalam hitungan detik. Umur yang tak terasa bertambah dan orang-orang di sekeliling yang semakin menua. Hal tersebut membuktikan bahwa dunia yang kita tempati memiliki waktu yang terbatas.
Setelah mengetahui bahwa segala di sini bersifat sementara, sangat menyayangkan saat melihat manusia semakin lupa dan jauh dari kata iman dan agama. Mereka berlomba-lomba mencari popularitas daripada mengejar ridho Allah yang lebih mulia.
Dunia tak lain hanyalah permainan yang dapat memainkan kita jika kita tidak pandai dalam mengontrol diri. Hal ini sesuai dengan surah Al-Ankabut [29] ayat 64, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌ ۗ وَاِ نَّ الدَّا رَ الْاٰ خِرَةَ لَهِيَ الْحَـيَوَا نُ ۘ لَوْ كَا نُوْا يَعْلَمُوْنَ
wa maa haazihil-hayaatud-dun-yaaa illaa lahwuw wa la'ib, wa innad-daarol-aakhirota lahiyal-hayawaan, lau kaanuu ya'lamuun
"Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui."
(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 64)
Allah menjelaskan serta membuktikan bahwa dunia hanyalah permainan dengan memperlihatkan banyak sekali manusia yang lupa akhirat dan malah berenang dalam gemerlap dunia yang melenakan.
Setelah membaca ayat tersebut, kita semua jadi tahu bahwa dunia hanyalah transit yang tidak abadi. Akhirat merupakan kampung halaman yang akan kita semua tuju dan semua harta di dunia akan hangus tak bersisa.
Jadi, ayo kita semua sama-sama fokus dengan keimanan dan ketaqwaan agar keselamatan senantiasa Allah berikan kepada kita di Yaumil Akhir nanti. Biarlah dunia kita jadikan ladang amal untuk bekal di akhirat. Gunakan hal sementara dengan bijak sehingga kita semua tidak menyesal kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H