Lihat ke Halaman Asli

(Puisi) Getir

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Entahlah, getir ini terlalu mencibirku. melarutkanku dalam lamunan yang terlampau tenang. lalu sekejap diam dan terbang.

getir ini melumat bibir. menghapus segala anyir, tapi tetap saja semua kata tak mampu dibaca. semua sikap tak mampu dirasa.

jika saja, ada titik yang menemaniku merangkai kata. tak akan kubiarkan segala payah menyapaku. menggantikan warna cerah, hingga lelah tak henti-henti bergelayut dalam mimpi.
aku ingin bercerita sebenarnya, tak layak kalimat dan hanya patah-patah kata yang kueja ini disebut sebagai puisi. ini hanya tarian abjad-abjad nyata dalam ruang maya yang hanya selintasan mata. tak banyak arti, tapi, kadang begitu dapatnya melegakan segala yang menyesak.

ah..terlalu banyak yang ingin kuceritakan hingga ku tak tau, dari mana aku bermula. dari mana aku mengeja...

sudahlah, biar saja mengendap dulu semua sebelum aku benar-benar berani mengenyahkan segala.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline