Lihat ke Halaman Asli

UNDP 2016, Posisi Indeks Pembangunan Indonesia 113 dari 188 Negara.

Diperbarui: 15 November 2017   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi: shutterstock.com

Administrator United Nations Development Programme (UNDP) Helen Clark meluncurkan laporan Indeks Pembangunan Manusia atau Human Development Index tahun 2016 bulan Maret 2017 lalu di Belgia. Beberapa minggu setelah itu, tepatnya 22 Maret 2017 UNDP Indonesia melalui direkturnya Christope Bahuet melaporkan secara khusus IPM Indonesia.

Dalam laporan tersebut terungkap peringkat posisi IPM Indonesia pada tahun 2016 menempati urutan 113 dari 188 negara di dunia. Peringkat ini menunjukkan penurunan apabila di bandingkan dengan posisi IPM Indonesia pada tahun 2015 yang menduduki peringkat 110.

Mengenai turunnya peringkat IPM Indonesia ini, Staf Ahli Kemenko PMK berdalih adanya perbedaan meyodologi yang digunakan oleh UNDP dalam mengukur IPM tahun 2016 ini. Klarifikasi tersebut terdengar lebih sebagai pengalihan dari isu utama turunnya IPM Indonesia oada tahun 2016.

Setidaknya ada 4 isu penting dalam laporan UNDP 2016 yang menjadi catatan; 

1) satu temuan penting yang menjadi ukuran dari turunnya peringkat IPM Indonesia adalah fakta rendahnya rata-rata penduduk dewasa berada di sekolah. Kondisi ini juga yang menjadikan Indonesia masih masuk dalam kategori negara yang di sebut oleh UNDP dalam kategori negara Medium Human Development yang belum beranjak sejak puluhan tahun yang lalu menjadi negara yang masuk dalam kategori High Human Development. Indonesia tertinggal dari negara-negara lain, misalnya Uzbekistan yang menempati peringkat IPM 105 dari 188 negara.

2) temuan yang lain yang sama pentingnya adalah dikaitkannya cara ukur IPM dengan tingkat ketimpangan atau inequality adjusted human development index. Pernurunan IPM Indonesia sebanyak 3 peringkat salah satu penyebab utamanya adalah masih lebarnya kesenjangan atau ketimpangan ini. Singkat cerita, makin tinggi tingkat ketimpangan berarti makin rendah IPM suatu negara.

3) catatan penting laporan IPM dari UNDP 2016 ini adalah terkait usia harapan hidup dikaitkan dengan usia harapan hidup sehat, meskipun usia harapan hidup rakyat Indonesia meningkat namun tidak diikuti oleh meningkatkanya usia harapan hidup sehat yang mengakibatkan orang dapat berusia panjang namun di iringi sakit-sakitan.

4) Eklusi perempuan, kelompok etnis minoritas tertentu dan penduduk yang tinggal di daerah terpencil menjadi catatan penting yang diungkap dalam laporan UNDP.  Hal tersebut menghambat kemajuan pembangunan manusia yang menyebabkan kesenjangan yang signifikan dan ketertinggalan, selain itu kelompok penduduk yang termajinalisasi tidak memiliki akses yang sama untuk mempengaruhi lembaga ataupun kebijakan yang dapat menentukan hidup mereka.

Laporan UNDP 2016 ini berjudul Pembangunan Manusia Untuk Semua, mengingatkan pembangunan harus memperhatikan manusia, terutama kelompok manusia yang terpinggirkan akibat dampak dari pembangunan. Selim Jahan penulis laporan UNDP mengatakan "Kita terlalu fokus kepada rata-rata nasional, yang seringkali menutupi variasi yang sangat besar dalam kehidupan masyarakat" yang di lanjutkan " Untuk maju kita perlu meneliti lebih dekat bukan hanya apa yang telah di capai, tetapi siapa yang telah tertinggal dan mengapa?"

Dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa kemajuan pembangunan belum memberi manfaat bagi semua orang warga negara Indonesia. Kesenjangan masih terjadi pada kelompok tertentu secara tidak proporsional, khususnya perempuan, etnis minoritas  dan penduduk yang tinggal di daearah terpencil.

Salah satu informasi yang terungkap dalam laporan tersebut antara lain; masih ada sekitar 140.000.000 (140 juta) rakyat Indonesia yang hidup dengan kurang dari Rp. 20.000/hari masuk dalam kategori warga miskin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline