Lihat ke Halaman Asli

Nasi Buwuhan yang Khas dan Menjadi Ikon Kebudayaan Bojonegoro

Diperbarui: 9 Mei 2020   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sindonews.com

Kalau kalian datang ke kota kelahiranku orang menyebutnya dengan kota minyak atau kota ledre. Kota bojonegoro kota yang terkenal dengan minyaknya tapi jangan lupakan tentang kulinernya. Ada banyak kuliner bojonegoro, bahkan ada yang sudah memecahkan rekor MURI.

Yap betul sekali, kalian pasti tau tentang nasi buwuhan, nasi yang dulu hanya bisa kita jumpai ketika ada hajatan atau kondangan saja. Namun jangan khawatir ketika kalian berkunjung ke kota bojonegoro, sekarang sudah banyak dijual di warung-warung pinggir jalan di bojonegoro.

Nasi buwuhan telah memecahkan rekor  MURI dengan adanya 25.000 bungkus nasi buwuhan yang dibagikan secara gratis di acara Thengul International Folklore Festival 2019. Ada juga lomba cipta nasi buwuhan bersama chef Juna di acara yang sama.

Penggemar nasi buwuhan ini tak hanya masyarakat di bojonegoro saja. Namun, masyarakat yang datang dari luar bojonegoro juga banyak yang suka dengan nikmatnya nasi buwuhan ini. Bahkan ada yang hanya datang ke bojonegoro hanya untuk menikmati lezatnya nasi buwuhan ini.

Di acara tersebut, dapat kita tunjukkan bahwa kepedulian masyarakat bojonegoro dengan budaya lokalnya. Nasinya yang dulu dijumpai ketika hajatan saja, kini bisa kita santap kapan saja. Dengan di adakannya acara tersebut, menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga budaya dari leluhur kita.

Chef Juna yang kita tahu sebagai juri MasterChef, beliau banyak mecoba makanan mewah bahkan menyukai kelezatan nasi buwuhan ini. Meskipun di luar daerah ada masakan yang sama dengan nasi buwuhan ini, tapi rasa yang dihasilkan tidaklah sama, ujarnya.  

kulinerasik.com

Dalam penyajiannya, nasi buwuhan ini berisi lauk buah pepaya muda atau blonceng ditambah kacang tolo yang dibumbu kuning tanpa santan, momoh tempe lombok, daging bumbu terik, dan serundeng kering yang ditaburkan di permukaan nasi. Blonceng yang dipakai harus benar-benar muda dan segar agar ketika dimasak dengan bumbu kuning, tidak terlalu lembek.

Kehadiran blonceng ini menguatkan cita rasa buah pepaya yang menunjukkan kepedulian masyarakat bojonegoro pada olahan sayuran yang melimpah di bojonegoro. Nasi buwuhan merupakan kuliner khas bojonegoro yang hadir sejak zaman dulu, dan merupakan warisan dari leluhur. Resep yang di ambil ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sederhana masyarakatan bojonegoro.

Bahan-bahan yang dipakai di nasi buwuhan tidak ada yang dibeli di luar bojonegoro, semua murni hasil bumi wilayah bojonegoro. Kelezatan dari nasi buwuhan ini terletak pada kesegaran bahan-bahan yang dipakai, blonceng yang masih segar, buah pepaya, kacang tolo, daging, hingga pada kelapa yang digunakan.

Nasi buwuhan ini di bungkus dengan daun jati yang di ambil dari hutan jati yang bertebaran di sepanjang perkampungan di bojonegoro. Jika kita tau jati merupakan kayu yang digunakan untuk furniture, di nasi buwuhan ini daun jati memiliki wangi yang khas yang menambah cita rasa nasi buwuhan ini.

Nasu buwuhan tak hanya menjadi santapan masyarakat ketika di rumah ataupun di warung pinggir jalan di Bojonegoro. Lebih dari itu nasi buwuhan ini sudah menjadi Ikon  Kebudayaan di Bojonegoro. Nasi yang di bungkus jati ini merupakan makanan yang ditampilkan dalam Ikon Kuliner Nusantara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline