Heningnya malam, dengan sepoi angin tak beraturan, membawa pesan akan sebuah kerinduan.
Lintas hayal yang tak pernah lekang, serta lintas kalbu yang tak mampu membendung rindu.
Rindu yang kian kembali menusuk kalbu, dan rindu yang kian sempurna dan tak pernah sirna.
Suara sang pungguk jua perlahan kembali mewakilkan hati, untuk terus merindu pada sebongkah hati.
Tak dapat terkata, karena semua ada pada rasa. Tak dapat terlupa, karena semua tak pernah sirna.
Ya, pungguk itu kembali merindukan sang rembulan malam, yang terus mewakilkan hati pada sebuah rasa yang tak pernah lekang.
Banda Aceh, 27 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H